Munas Ulama NU: Beri Bantuan ke Negara Konflik Bersifat Fardu Kifayah
Bantuan masyarakat Indonesia untuk warga Palestina yang telah disalurkan melalui Baznas RI mencapai Rp120 miliar dengan jumlah penerima manfaat mencapai 407.350 warga Palestina dan masih terus bertambah.

Truk kontainer berisikan bantuan masyarakat Indonesia untuk warga Palestina yang disalurkan oleh Baznas telah tiba di Gaza pada Selasa (28/1/2025) I Foto: Baznas RI
PINTOE.CO - Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama Nahdlatul Ulama (NU) 2025 menegaskan hukum melibatkan diri pada konflik di negara lain dengan cara memberikan bantuan adalah fardu kifayah. Bantuan itu dapat berwujud obat-obatan atau pun kebutuhan pangan.
Ketua Komisi Bahtsul Masail Waqiiyah Munas Alim Ulama NU 2025, Muhammad Cholil Nafis, menjelaskan bahwa hal ini merupakan kewajiban kolektif, bukan kewajiban individu.
"Kita memberikan bantuan di negara konflik adalah fardhu kifayah. Boleh dan hukumnya fardhu kifayah, artinya kewajiban kolektif di antara kita," ujarnya pada acara munas yang digelar Rabu-Jumat (5-7/2/2025) di Jakarta, mengutip keterangan resmi pada Jumat, 7 Februari 2025.
Cholil menjelaskan kondisi tersebut harus mengikuti mekanisme hukum antarnegara. Dengan demikian, jika bantuan tanpa seizin negara yang bersangkutan maka hukumnya menjadi haram. Tanpa izin negara tersebut, bantuan yang diberikan akan menambah fitnah dan kerusakan.
Bertalian dengan isu tersebut, pemerintah Indonesia sudah beberapa kali mengirimkan bantuan untuk warga Palestina di Jalur Gaza. Demikian juga sejumlah lembaga kemanusiaan lainnya telah menyuplai bantuan untuk Palestina.
Sejauh ini, bantuan masyarakat Indonesia untuk masyarakat Palestina yang telah disalurkan melalui Baznas RI mencapai Rp120 miliar dengan jumlah penerima manfaat mencapai 407.350 warga Palestina dan masih terus bertambah.
"Ini membuktikan bahwa Indonesia hadir di Palestina, Indonesia hadir di Gaza. Secara politis, kekuatan umat Islam di Indonesia cukup besar di mata internasional," kata Ketua Baznas, Noor Achmad, dikutip dari Antara, Jumat, 7 Februari 2025.
Meski secara nominal jumlah bantuan kemanusiaan dari masyarakat Indonesia tidak sebesar negara-negara Arab, Noor menilai kehadiran masyarakat Indonesia di Gaza sangat dibutuhkan oleh rakyat Palestina di wilayah tersebut.
"Mungkin kita kalah dengan negara-negara Arab dalam membangun Gaza, tetapi kekuatan umat Islam Indonesia sangat dibutuhkan oleh masyarakat Palestina. Artinya, kekuatan umat Islam Indonesia sangat berpengaruh," lanjutnya.
Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) RI bersama Lembaga Amil Zakat (LAZ) dan Unit Pengumpul Zakat (UPZ) di Indonesia berkomitmen untuk membangun kembali Gaza serta mengajak masyarakat untuk terus menggencarkan dukungan dan bantuannya untuk warga Palestina.
Warga sipil di Palestina telah jadi korban kebrutalan militer Israel, terutama sejak 7 Oktober 2023. Kini, Israel dan pasukan Hamas tengah gencatan senjata.[]
Editor: Lia Dali