Bustami Tangkap Ikan untuk Hasan Tiro
Usai menangkap banyak ikan, Bustami bersama ayah dan abangnya bermalam di tepi sungai.
Hasan Tiro muda | Foto: PINTOE.CO
PINTOE.CO - Bersama ayah dan abangnya, Bustami ditugaskan Hasan Tiro menangkap ikan di Krueng Meuk, Pidie. Di kalangan pejuang Aceh Merdeka, mereka memang terkenal ahli dalam memancing ikan dengan teknik rampot. Teknik ini menggunakan biji buah sebagai umpan pancing. Begitu biji masuk ke mulut ikan, pancing segera ditarik kencang sehingga ikan terlempar ke tepi sungai lalu ditangkap.
Tengku Khatib paling jago dengan teknik ini sehingga sering mendapat tugas memancing di Krueng Meuk, sebuah sungai yang sangat banyak ikannya. Agar tangkapan lebih banyak, dia menurunkan ilmu rampot kepada dua putranya: Sa’ad dan Bustami.
Ikan-ikan yang mereka tangkap sangat penting bagi Hasan Tiro dan ratusan gerilyawan yang sering kelaparan di tengah hutan. Sejak tentara berpatroli siang-malam, pengiriman makanan dari desa-desa ke hutan jarang berhasil. Seorang kurir yang ketahuan tentara tengah mengangkut beras ke hutan ditembak mati pada 21 Juni 1978.
Usai menangkap banyak ikan, Bustami bersama ayah dan abangnya tidak langsung kembali ke tempat persembunyian pemberontak. “Biasanya mereka menginap semalam karena harus mengasapi ikan-ikan hasil pancingan. Lalu kembali sambil menggotong ikan-ikan yang diasap, dalam bahasa Aceh disebut ikan salai,” kata Dr. Husaini Hasan dalam buku Dari Rimba Aceh ke Stockholm (2015).
Kegiatan memancing sering dilakukan sambil mengobrol. Suatu ketika sambil menangkap ikan, Tengku Khatib menceritakan ada kawannya hampir ditelan ular yang sangat panjang.
“Khatib bercerita temannya tertidur di pinggir sungai karena kelelahan memancing. Begitu terbangun, dia melihat kaki kirinya memanjang ke sungai. Karena merasa aneh, dia mengangkat kakinya tetapi gagal karena terlalu berat. Dia akhirnya menyadari yang memanjang itu bukanlah kaki kirinya tetapi ular piton yang sedang menelan kakinya, bahkan nyaris melewati batas lutut. Laki-laki itu mengambil pisau di pinggangnya. Pisau Cap Garpu sangat tajam, bahkan bisa mencukur rambut. Dengan sigap ia memasukkan pisau secara perlahan-lahan ke mulut ular tanpa melukai kakinya. Ular itu menggelepar dan dia berhasil membebaskan kakinya dari gigitan ular,” Dr. Husaini Hasan mengisahkan.
Baik ikan maupun rusa yang ditangkap hanya bisa dimasak atau dipanggang saat malam hari. Memasak selagi hari masih terang bisa mengundang bahaya. Asap yang mengepul ke udara bisa membuat tentara yang melihatnya jadi curiga lalu mendatangi sumber asap. Sementara pada malam hari, asap yang naik ke langit akan tersamarkan oleh kabut. Bustami sangat paham akan hal ini. []