Stupid Versi Hasan Tiro dan Pilgub Aceh
Mengapa Hasan Tiro sangat peduli dengan pendidikan? Jelas agar ureung Aceh kembali cerdas sehingga menjadi diri dan negeri yang merdeka.

Almarhum Dr. Teungku Hasan Muhammad di Tiro, M.S., M.A., LL.D., Ph.D. Foto: Ist.
PINTOE.CO - Ada kalimat pendek yang tertera di sebuah jurnal ilmiah. Bunyinya “For Papa.”
Jurnal ilmiah itu milik Karim. Dia anak semata wayang Hasan Tiro.
Ceritanya, ketika menunjukkan jurnal ilmiah itu mata Tiro berbinar. Hasan Tiro jelas bangga dengan Karim yang berpendidikan.
Begitu kesaksian Arif Zulkifli, dalam tulisan “Dua Jam Bersama Hasan Tiro” di Majalah Tempo edisi 29 Mei–4 Juni 2000.
“Anda dulu sekolah di mana?” tanya Hasan Tiro tiba-tiba kepada Arif.
Ketika mendengar jawaban Universitas Indonesia, Hasan Tiro disebut tiba-tiba menyemprot, “That’s stupid”.
Hasan Tiro tentu tidak sedang menyerang Arif sebagai orang bodoh. Bukan juga mendiskreditkan lembaga pendidikannya.
Stupid, merujuk ke wawancara Hasan Tiro dengan jurnalis TV Belanda, kritik pada gagasan Indonesia bersatu.
Gagasan itu bagi Hasan Tiro adalah stupid dan idiot. Bahasa bebasnya bodoh bin tolol. Gagasan yang masuk akal menurutnya adalah federalisme.
Kebodohan itulah yang ditentang dan dilawan oleh Aceh, termasuk oleh Hasan Tiro melalui organisasi perlawanannya yaitu Aceh Merdeka dan Gerakan Aceh Merdeka.
Dan, jalan perlawanannya pun dibangun di atas kesadaran kritis. Bahkan, Hasan Tiro kerap memberi kuliah yang membuka pikiran di Gunong Halimun hingga mendirikan University of Atjeh tahun 1977.
Mengapa Hasan Tiro sangat peduli dengan pendidikan? Jelas agar ureung Aceh kembali cerdas sehingga menjadi diri dan negeri yang merdeka.
Sebab, bagi Hasan Tiro, syarat kemakmuran adalah kemerdekaan yang dihuni oleh manusia Aceh yang carong. Jika bangai, maka Aceh akan terus menjadi budak penjajah.
*
Sayangnya, kemarahan Hasan Tiro kepada Stupid dan Idiot itu tidak lagi menjadi kemarahan pengikutnya.
Dalam politik misalnya, justru akal stupid dan idiot itu dipinjam pakai untuk tujuan politik praktis. Bukti terkini terlihat dari penggagalan debat ketiga lewat tuduhan pemakaian earphone, padahal yang digunakan oleh Paslon 01 adalah microphone.
Karena tuduhan itu sukses menggagalkan debat ketiga, justru pelakunya disanjung sebagai cerdas. Andai Hasan Tiro masih hidup (alfatihah) mungkin beliau akan menangis. []