Gift TikTok: Untung Meluncur, Negara Ikut Makmur
Salah satu fitur yang paling digemari adalah TikTok Live karena kreator bisa mendapatkan gift virtual dari penonton yang dapat diuangkan.

Ilustrasi. TikTok adalah aplikasi berbagi video pendek berdurasi 3-10 menit yang pertama kali dirilis pada tahun 2016. I Foto: Aplikasi TikTok
PINTOE.CO - TikTok terus mengguncang dunia digital dengan inovasi dan peluang cuannya. Dari mulai konten yang menghibur hingga menjadi ladang untuk berpenghasilan, platform ini telah menjadi rumah bagi jutaan kreator kreatif di Indonesia.
Salah satu fitur yang paling digemari adalah TikTok Live, di mana kreator bisa mendapatkan gift virtual dari penonton.
TikTok adalah aplikasi berbagi video pendek berdurasi 3-10 menit yang pertama kali dirilis pada tahun 2016. Popularitasnya terus melejit, terutama sejak 2019, hingga menjadi salah satu platform digital terbesar di Indonesia.
Berdasarkan data datareportal.com, per April 2023, ada 113 juta pengguna aktif TikTok di Indonesia -nomor dua di dunia setelah Amerika Serikat (116,5 juta pengguna).
Nah, di antara berbagai fitur canggihnya, TikTok Live menjadi salah satu yang paling booming. Dengan fitur ini, kreator bisa meraih cuan melimpah melalui gift virtual dari penontonnya.
Namun, ada pertanyaan penting: bagaimana status gift tersebut dalam konteks asas pengenaan pajak?
Kena pajak atau tidak?
TikTok Gift adalah hadiah virtual berbentuk ikon lucu seperti “Mawar”, “Singa”, hingga “TikTok Universe” yang diberikan penonton saat live streaming.
Sebelum memberikan gift, penonton harus membeli koin TikTok yang nantinya ditukarkan ke bentuk gift tersebut.
Bagi kreator, gift ini bisa diuangkan! Harga gift bervariasi, dari Rp250 (Mawar) hingga Rp8.749.000 (TikTok Universe). Bayangkan jika seorang kreator mendapatkan 10 TikTok Universe dalam satu sesi live, cuannya bisa mencapai Rp87 juta!
Itulah alasan kenapa TikTok Live semakin diminati. Kreator berlomba-lomba membuat konten yang unik dan menarik agar penonton tergerak memberikan gift sebanyak-banyaknya.
Namun, hadiah tersebut juga menimbulkan pertanyaan: apakah gift tersebut termasuk penghasilan yang kena pajak? Jawabannya: wajib.
TikTok Gift yang diterima kreator merupakan tambahan kemampuan ekonomis yang diatur dalam Pasal 4 ayat (1) huruf b Undang-Undang Pajak Penghasilan (PPh).
Penghasilan apa pun, termasuk hadiah atau penghargaan, dikenakan pajak selama dapat menambah kekayaan seseorang.
Ada yang berpendapat bahwa TikTok Gift adalah sumbangan dari penonton sehingga bukan objek pajak. Namun, menurut PMK No. 90/PMK.03/2020, sumbangan yang dikecualikan dari pajak hanya berlaku jika diberikan kepada keluarga sedarah, badan pendidikan, badan keagamaan, atau badan sosial. Karena TikTok Gift tidak termasuk kategori itu maka tetap menjadi objek pajak.
Cara menghitung pajak TikTok Gift
Sebagai kreator TikTok, menghitung pajak atas penghasilan gift itu sebenarnya mudah. Begini langkahnya:
Pertama, total penghasilan: hitung semua gift yang diterima dalam satu tahun lalu konversikan ke bentuk uang.
Kedua, kurangi dengan PTKP: Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) adalah batas penghasilan yang bebas pajak. PTKP untuk lajang adalah Rp54 juta per tahun. Jika sudah menikah atau punya tanggungan, ada tambahan hingga Rp13,5 juta.
Ketiga, hitung PKP: kurangi total penghasilan dengan PTKP untuk mendapatkan Penghasilan Kena Pajak (PKP).
Keempat, tarif pajak: gunakan tarif progresif berikut:
5% untuk PKP hingga Rp60 juta.
15% untuk PKP Rp60 juta–Rp250 juta.
25% untuk PKP Rp250 juta–Rp500 juta.
30% untuk PKP Rp500 juta–Rp5 miliar.
35% untuk PKP di atas Rp5 miliar.
Contoh: jika seorang kreator lajang memiliki PKP Rp100 juta, pajaknya adalah:
5% × Rp60 juta = Rp3 juta
15% × Rp40 juta = Rp6 juta
Dengan demikian, total PPh terutang: Rp9 juta. Pajak ini bisa dibayarkan lewat kantor pos atau bank persepsi, dan jangan lupa melaporkannya dalam SPT Tahunan paling lambat 31 Maret.
Melaporkan penghasilan gift bukan hanya soal kewajiban hukum, tetapi juga bentuk kontribusi kita sebagai warga negara. Pajak yang dibayarkan membantu pembangunan nasional sekaligus menciptakan ekosistem digital yang lebih sehat.
Jadi, jangan takut bayar pajak, ya! Dengan transparansi, kreator tidak hanya bisa tidur nyenyak tanpa khawatir masalah hukum, tetapi juga ikut membantu negara maju.[]
Ditulis oleh Ar Razi Nur Insan Arafah
Mahasiswa Administrasi Fiskal Universitas Indonesia
Editor: Lia Dali