Beberapa infrastruktur penunjang di Aceh saat ini belum lengkap sehingga berbagai kegiatan bisnis kurang berjalan maksimal di Aceh.

Bea Cukai: Pemerintah Aceh Harus Fokus Siapkan Infrastuktur Bisnis untuk Tarik Investor

Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Malahayati, Krueng Raya, Aceh Besar I Foto: ANTARA FOTO/Ampelsa

PINTOE.CO - Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) Direktorat Jenderal Bea Cukai Provinsi Aceh, Safuadi, menegaskan pemerintah Aceh seharusnya fokus menyiapkan infrastruktur penunjang aktivitas bisnis agar investor tertarik berinvestasi di Aceh.  

"Pemerintah di daerah dan teman-teman di DPRA Aceh itu fokus ke sana (infrastruktur penunjang bisnis). Insentif pemerintah bisa dilakukan ke sana," ujar Safuadi dikutip dari Antara, Sabtu, 18 Januari 2025. 

Dia mengungkapkan beberapa infrastruktur penunjang di Aceh saat ini belum lengkap sehingga berbagai kegiatan bisnis masih kurang berjalan maksimal di Aceh. Menurutnya fasilitas tersebut tidak mungkin dibebankan kepada pengusaha.

Dia mencontohkan Pelabuhan Malahayati di Aceh Besar, hanya memiliki kedalaman sekitar 6-8 meter yang hanya bisa disandari kapal bermuatan 30 ribu ton, sementara kapal cargo terkini rata-rata berkapasitas di atas 50 ribu ton.

"Kapal-kapal besar yang ingin merapat tidak bisa merapat. Harusnya dia (pelabuhan Malahayati) harus sampai kedalaman 14 meter. Supaya kapal bisnis yang kapasitas 50 ribu ton bisa datang ke sana. Maka, kalau kapal bisnis tidak bisa datang, tentu bisnis tidak ada," ujarnya.

Selain itu, Bandara Syekh Hamzah Fansyuri yang hanya sepanjang 1.400 meter. Menurutnya luas bandara tersebut seharusnya bisa ditingkatkan menjadi 2.500 meter sehingga semua komoditi produktif di daerah itu bisa langsung diterbangkan ke negara tujuan.

Selanjutnya, Bandara Lasikin Simeulue dengan panjang 1.710 meter dan tidak bisa dilandasi pesawat kargo. Menurutnya, bandara tersebut seharusnya bisa diperluas hingga 2.500 meter, meskipun harus ada bukit yang dipotong.

"Sehingga semua hasil laut di sana seperti Lobster dan perikanan lain itu bisa terbang langsung ke Jepang, Uni Emirat Arab dan lainnya," ujar Safuadi.

Tak hanya itu, Safuadi juga menyarankan agar pemanfaatan bandara di Aceh tidak hanya fokus pada aktivitas orang saja, tetapi juga pada peningkatan pergerakan barang. 

Dia mengatakan aktivitas industri dan ekonomi bisa tumbuh karena beberapa hal, yakni adanya pergerakan barang, uang, dokumen, orang, dan marketnya. 

"Jadi kalau lima itu bisa dilakukan, maka aktivitasnya (ekonomi) bisa bertumbuh," ujarnya.

Safuadi mengatakan para akademisi sudah menyampaikan gagasannya terkait permasalahan ekonomi di Aceh, sementara pengusaha sedang berharap. 

"Sekarang, tinggal bagaimana pemerintah mengambil porsinya. Artinya, perlu sinergitas dan kolaborasi bersama," ujarnya.[]

 

Editor: Lia Dali

 

kanwil bea cukai aceh infrastruktur bisnis investor