Tak Hanya Televisi, MUI Perluas Pemantauan Siaran Ramadan hingga Media Sosial
Asrori menilai media sosial memiliki pengaruh yang semakin kuat dalam menyebarkan narasi keagamaan.

Wakil Sekretaris Jenderal MUI Bidang Infokom, Asrori S Karni I Foto: Dok. MUI
PINTOE.CO - Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Infokom, Asrori S Karni, menyatakan pemantauan siaran Ramadan 1446 Hijriah tidak hanya terbatas pada televisi, tetapi juga menjangkau media sosial.
Dia menilai media sosial memiliki pengaruh yang semakin kuat dalam menyebarkan narasi keagamaan, termasuk siaran ramadan.
"Nanti kriteria media sosial dan bagaimana mekanisme pemantauannya sedang dimatangkan oleh Pokja Media Watch Komisi Infokom. Itu dari sisi objek yang dipantau," kata Asrori dikutip dari laman resmi MUI pada Rabu, 19 Februari 2025.
Dia mengatakan proses pemantauan siaran ramadan ini akan melibatkan MUI daerah dan beberapa kampus Universitas Islam Negeri (UIN) sebagai tim pemantau.
"Kita akan perluas kolaborasi pemantauan ini dengan MUI provinsi dan beberapa perguruan tinggi UIN sebagai tindak lanjut Infokom Go to Campus beberapa waktu lalu. Jadi, civitas perguruan tinggi kita libatkan yang objeknya diperluas dari sisi pemantau," ujarnya.
Dia menekankan pemantauan ini dilakukan agar siaran ramadan mematuhi regulasi Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) dan beberapa fatwa yang dikeluarkan oleh MUI, seperti bermuamalah di media sosial, antipornografi serta narasi publik sehat yang antikebencian dan fitnah.
"Para pemantau tinggal melihat bagaimana isi siaran itu. Sejalan dengan standar tadi atau tidak," ujarnya.[]
Editor: Lia Dali