Debat terbuka merupakan salah satu tahapan pemilihan kepala daerah (Pilkada) Aceh 2024. Debat juga sarana pendidikan politik kepada masyarakat Aceh.

Ini Kata Pengamat Soal Debat Ketiga Pilgub Aceh

Debat publik pasangan calon Gubernur dan wakil gubernur Aceh ricuh saat debat ketiga.

PINTOE.CO - Pengamat politik dari Universitas Malikussaleh (Unimal) Lhokseumawe, Teuku Kemal Fasya menyoroti dibatalkannya debat ketiga pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2024 karena ricuh.

Kemal mengatakan, bahwa apa yang dipertontonkan oleh para pihak dalam acara itu, sangat tidak mencerdaskan. Sebab, suasana yang semestinya beradu argumen tapi sudah tidak kondusif.

"Semalam tidak ada debat, hanya ada pertengkaran yang tidak bisa menjadi pendidikan demokrasi bagi warga," ujar Teuku Kemal Fasya, kepada Pintoe.co, Kamis, 21 November 2024.

Ia menjelaskan, bahwa debat terbuka merupakan salah satu tahapan pemilihan kepala daerah (Pilkada) Aceh 2024. Debat juga sarana pendidikan politik kepada masyarakat Aceh.

"Semalam sudah tidak kondusif. Apalagi yang diharapkan debat atau kampanye dialogis kalau yang terjadi sudah provokatif," ujar Kemal.

Selain itu, Kemal juga mengkritik para pasangan calon (paslon) yang tidak mampu mengendalikan masing-masing tim pendukungnya. Akibatnya, kericuhan antar tim paslon tidak dapat dihindarkan.

"Paslon tidak bisa berbuat apa-apa terkait perilaku tim pendukung," jelas Kemal.

Menurutnya, kondisi ini bisa mengakibatkan kerugian bagi masyarakat. Alasannya, masyarakat tidak bisa mendapatkan hak untuk melihat gagasan dan argumen paslon dalam debat.

"Sangat disayangkan kericuhan ini sudah mengambil hak warga untuk mendapatkan informasi tentang debat," pungkas Kemal.[]

debatpublikpilgubaceh debatricuh