Rumah Bustami Digranat, Mahasiswa Himapol USK: Bikin Malu Aceh, Polisi Harus Usut Tuntas
"Sampai kapan Aceh akan dilihat oleh masyarakat luar sebagai daerah yang terbelakang. Ini memalukan," kata Irvan.
Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Ilmu Politik (Himapol) 2023 di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Syiah Kuala 2023, Irvan Daifullah
PINTOE.CO - Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Ilmu Politik (Himapol) 2023 di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Syiah Kuala 2023, Irvan Daifullah mengutuk keras segala bentuk tindakan teror yang dilakukan kepada salah satu kandidat calon Gubernur Aceh 2024.
Aksi pelamparan granat ke rumah salah satu kandidat cagub Aceh itu, kata Irvan, adalah bentuk teror semacam pemaksaan kehendak terhadap dinamika politik yang terjadi di Aceh.
“Tragedi teror granat ini telah menodai Aceh sebagai daerah yang telah lama menjunjung tinggi nilai-nilai kedamaian dan keharmonisan, terutama antar masyarakatnya. Harusnya menjelang pilkada ini kita sama-sama menjaga ketertiban sosial untuk keberlangsungan demokrasi yang aman di Aceh,” kata Irvan.
Irvan merasa kecewa dengan kejadian itu karena telah memunculkan rasa takut masyarakat, lebih lagi dalam momentum Pilkada yang berkonsekuensi pada terlanggarnya prinsip kepemiluan.
“Pilkada Aceh akhirnya mencerminkan dinamika politik yang tidak sehat, karena terjadi bukan pada medium gagasan dan program, melainkan teror fisik. Dan ini memberi rasa ketakutan besar bagi masyarakat untuk secara jujur menyampaikan pandangan politiknya, ini jelas mencederai prinsip demokrasi jujur dan adil dalam pemilu,” ujarnya.
Pilkada Aceh, menurut Irvan, harusnya berjalan dengan damai dan lancar tanpa teror oleh pihak yang mengacaukan situasi dan stabilitas politik lokal.
“Khususnya pada konteks hari ini, masyarakat dari berbagai daerah sedang beramai-rami ke Aceh dalam rangka PON, sehingga menyaksikan perilaku terkutuk ini. Sampai kapan Aceh akan dilihat oleh masyarakat luar sebagai daerah yang terbelakang. Ini memalukan," kata Irvan.
Irvan juga mendesak Aparat Penegak Hukum untuk mengusut tuntas kejadian tersebut siapapun dalangnya dan meningkatkan keamanan baik di Kota Banda Aceh dan di wilayah lain di Aceh.
“Saya meminta dengan tegas untuk pihak keamanan mengusut tuntas kejadian ini sampai selesai, dan jangan lagi kejadian ini berulang, agar tidak menjadi persoalan terhadap hidup orang banyak. Kita tak ingin mengulangi peristiwa konyol, bahwa setiap pemilu memakan korban. Mari masyarakat lebih cerdas agar jangan sampai dibodohi oleh orang-orang tak bertanggung jawab," tambahnya.
Irvan mengimbau masyarakat agar tetap dalam sikap waspada dan tidak terpengaruh pada propaganda yang dibangun sebagai alat menakut-nakuti masyarakat.
"Pilkada bukanlah ajang gontok-gontokan, pilkada sudah sepatutnya kita jadikan sebagai instrumen politik untuk memilih pemimpin yang cerdas, adil dan cakap dalam memimpin Aceh," pungkas Irvan.[]