Pengamat politik dan pemerintahan, Risman Rachman juga menilai Bustami Hamzah dan Syech Fadhil lebih menguasai materi di debat kedua, baik itu terkait tema kesejahteraan maupun pelayanan.

Langkah Pasti Bustami - Syech Fadhil; Sibak Beutoi

Konsolidasi Relawan dan Tim Pemenangan Relawan Ombus-Syech Fadhil di gedung Hj Fauziah Convention Hall di Cot Gapu, Bireuen, Sabtu 23/11/2024. | Foto: For Pintoe.co

SELAMA  ini banyak percakapan semacam prediksi bahwa pasangan calon (Paslon) nomor urut 1 akan menjadi pilihan rakyat Aceh di hari pencoblosan, Rabu 27 November 2024.

Prediksi bebas yang mengalir di ruang publik itu tidak berlebihan. Makin menguat paska penghentian  Debat Ketiga. Paslon 01 dirugikan oleh tuduhan memakai earphon padahal yang dipakai adalah microphone.

Sebelumnya, Paslon 01 paling rajin melakukan silaturahmi langsung ke masyarakat di berbagai daerah. Dan, sambutannya pun tidak biasa. Disamping ramai, juga ikut dihadiri beragam tokoh. Mulai dari ulama, bahkan mantan kombatan.

Dukungan Ulama
Dukungan untuk pasangan Bustami Hamzah - Fadhil Rahmi itu juga terus meluas di banyak daerah. Ada yang bilang, faktor utamanya karena dukungan ulama.

Dukungan itu memang nyata sejak Bustami masih berpasangan dengan Tu Sop (almarhum). Dan, dukungan terus meluas sejak didampingi Syeck Fadhil.

Ulama kharismatik Aceh, Abu Tgk H Hasanoel Bashry atau akrab disapa Abu Mudi yang sejak awal memayungi Bustami jelas menjadi kunci utama.

Abu Mudi bahkan kembali menyampaikan secara terbuka dukungannya kepada pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Aceh nomor urut 1, Bustami Hamzah - Fadhil Rahmi.

Pernyataan dukungan tersebut disampaikan Abu Mudi pada acara Maulid Nabi Muhammad SAW yang diselenggarakan Relawan Rumah Kita Bersama (RKB) Aceh Utara, di Krueng Geukuh, Aceh Utara, Kamis (7/11/2024).

Selain dukungan dari Abu Mudi, juga mengalir dukungan dari ulama kunci di Aceh Utara yaitu Abon Keutapang, Waled Sirajuddin, dan Ayah Cot Trueng. Dukungan yang sama juga datang dari Pimpinan Dayah Budi Lamno, Aceh Jaya, Abah H Asnawi Ramli.

“Lon dukung dan doa gata (Bustami) beumeumang. Semoga gata pimpin Aceh beujroh,” ujar Abah H Asnawi, Minggu (3/11/2024) petang.

Dukungan Pejuang
Jalan pasti Bustami - Syech Fadhil menuju kemenangan makin terlihat pasti ketika mantan kombatan ikut mendukung.

Di Bireuen, pada Oktober 2024, 500-an mantan kombatan GAM mendeklarasikan dukungannya, termasuk Teungku Belawan, adik sepupu Panglima GAM Teungku Abdullah Syafi'i, Jamal alumni Lybia, dan Ismuhar alias Mancong.

Deklarasi itu mendorong tekad Paslon nomor urut 1 untuk memperjuangkan kesejahteraan mantan pejuang. Dalam debat publik, Bustami menyampaikan tekad itu dengan tegas.

Dampaknya, pada awal November 2024, Bustami - Syech Fadhil kembali mendapat limpahan dukungan dari 700 mantan pejuang Aceh di Aceh Timur, termasuk Din Kapla, alumni Libya, Muslem Hasballah, Bang Misee, Bang Tar Punti, Aki Rayeuk, Dua Siploh dan Safrina.

“Kamoe mantan kombatan GAM siap mendukung dan sekaligus meupeumeunang Bustami Hamzah - M Fadhil Rahmi sebagai gubernur-wakil gubernur Aceh periode 2025-2030 pada Pilkada tanggal 27 November 2024," ucap Din Kapla yang diikuti mantan kombatan GAM lainnya.

Dukungan yang sama juga mengalir dari mantan kombatan GAM yang menginginkan kesejahteraan diberbagai daerah lainnya di Aceh.

Dukungan Mak-Mak dan generasi muda, kalangan intelektual juga terus mengalir untuk sosok yang dikenal piawai di birokrasi, Bustami dan sosok ulama muda Syech Fadhil.

Konten Istimewa
Konten-konten terkait Paslon nomot urut 1 juga menunjukkan kelas pemilih yang istimewa, yaitu mereka yang umumnya menuntut harapan baru.

Nyaris tidak ada kontens yang sifatnya gimik, yang bersifat hiburan, tapi lebih banyak konten yang secara tidak langsung ingin menegaskan bahwa sosok Bustami Hamzah dan Fadhil Rahmi adalah calon pemimpin yang paling masuk akal, dan karenanya serius untuk mencapai visi - misi.

Survey preferensi Kompas juga menunjukkan besarnya pilihan pemirsa Debat Kedua kepada Paslon nomor urut 1. Mereka yang memihak ke visi - misi Bustami - Syech Fadhil mencapai 72 persen.

Pengamat politik dan pemerintahan, Risman Rachman juga menilai Bustami Hamzah dan Syech Fadhil lebih menguasai materi di debat kedua, baik itu terkait tema “kesejahteraan” maupun “pelayanan.”

Saat itu, Bustami menawarkan solusi untuk meningkatkan PAA melalui keikutsertaan BUMA di pengelolaan Blog Migas dan pengelolaan aset dipandang cukup masuk akal.

Begitu juga solusi peningkatan pelayanan kesehatan dengan memaksimalkan manajemen layanan di rumah sakit daerah dan pukesmas disebut cukup realistis, bukan program impian. Bahkan, usai debat Mualem malah mengamini solusi Bustami ketimbang paparan Dek Fath.

Santai aja, Bro!
Bustami Hamzah yang akrab disapa Om Bus juga dinilai sosok pemimpin yang tepat memimpin Aceh.

Hal itu karena Bustami Hamzah sosok yang sukses melawan badai sebagaimana mottonya “Orang hebat itu selalu melawan badai.”

Bustami sukses mematahkan politik “kotak kosong” dengan memperoleh dukungan dari berbagai partai politik, seperti NasDem dan Golkar. Golkar yang awalnya hendak digandeng paslon lain, sukses diajak mendukung Bustami Hamzah.

Bustami juga dinilai cukup tegar melewati terpaan badai tuduhan yang dilakukan, bahkan saat berada di panggung debat. Untuk semua tuduhan itu, Bustami hanya meresponnya dengan ungkapan:
“Santai aja, Bro!”

“Badai” paling berat ketika Bustami harus kehilangan Tu Sop yang dipanggil pulang ke pangkuan Ilahi Rabbi. “Badai” ini bahkan nyaris menghadangnya sebagai calon. Beruntung KPU mengubah keputusan KIP Aceh.

Kepulangan Tu Sop diganti Allah SWT dengan sosok yang juga dekat dengan ulama yaitu Syech Fadhil.

Di panggung debat perdana dan debat kedua, Paslon 01 kerap mendapat tekanan psikologi bertubi-tubi. Tapi, keduanya tidak terpancing emosi.

Itu bermakna, mereka cocok memimpin Aceh karena mampu berkerja di bawah tekanan. Sesuatu yang selalu gagal dihadapi oleh berbagai pemimpin sebelumnya.

Padahal itulah bekal paling penting bagi pemimpin di Aceh. Bukan hanya mampu berkerja di bawah tekanan tapi juga punya seni mengelola berbagai tekanan politik. Tanpa ini maka ada jurang interpelasi menanti, seperti yang pernah dialami oleh Irwandi dan Nova Iriansyah.

Bustami punya “jurus politik” itu. Buktinya, Bustami pernah menjadi juru damai ketika ketegangan politik terjadi antara Irwandi - Mualem paska Pilkada 2017.

Bustami juga kerap menjadi “juru selamat” ketika terjadi kebuntuan dalam hal pengesahan anggaran. Bahkan, dengan kemampuan membangun relasi dan komunikasi di Pusat, Bustami menjadi tumpuan mengatasi kendala dalam pengurusan berbagai keperluan Pemerintah Aceh.  Tidak berlebihan bila banyak yang yakin jika Bustami juga akan sukses melobi untuk mewujudkan Dana Otsus Abadi (D.O.A).

Fakta-fakta di atas menjadi indikator bahwa pilihan rakyat untuk mencoblos Paslon 01 di Hari H sudah tepat dan rasional alias hana salah lee. Sibak beutoi. []

bustamihamzah gubernuraceh pilkadaaceh