Prof Sofyan Syahnur juga memberi catatan penting untuk pemimpin Aceh ke depan.

Guru Besar USK Apresiasi Peningkatan Pertumbuhan Ekonomi Aceh Era Bustami Hamzah

Prof Dr Sofyan Syahnur SE MSi, Ahli Ilmu Ekonomi Makro, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Syiah Kuala | Foto: Ist

PINTOE.CO - Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala (USK), Profesor Dr. Sofyan Syahnur, SE, MSi, menilai peningkatan pertumbuhan ekonomi Aceh secara triwulan 2024 patut diapresiasi. Terutama pada triwulan ketiga (Juli - September 2024) yang mencapai 5,17 persen. Sebab, secara tahunan, pada 2023 pertumbuhan ekonomi Aceh hanya 4,32 persen dan tahun 2022 hanya sebesar 4,21 persen.

Mengacu kepada data Badan Pusat Statistik (BPS), kata Sofyan, pada triwulan pertama (Januari - Maret 2024) pertumbuhan ekonomi Acehb berada di angka 4,82% dengan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku Rp57,56 triliun dan Rp36,70 triliun atas dasar harga konstan.

Pada triwulan II (April-Juni, 2024), pertumbuhan ekonomi Aceh sempat turun menjadi 4,54 persen (migas) dan 4,42 persen (tanpa migas).
Namun, pada triwulan III (Juli-September, 2024) kembali meningkat menjadi 5,17 persen.

"Artinya, pertumbuhan ekonomi Aceh mengalami peningkatan selama tiga triwulan 2024 sebesar 7,26 persen," kata Sofyan Syahnur, Minggu, 10 November 2024.

Catatan Pintoe.co, pada triwulan ketiga 2024, Aceh masih dipimpin oleh Bustami Hamzah sebagai Pj Gubernur. Bustami dilantik oleh Mendagri Tito Karnavian pada 13 Maret 2024. Saat itu, Anggaran Pendapatan dan Belanja Aceh (APBA) belum disetujui DPR Aceh sehingga anggaran tahun 2024 belum dapat digunakan. Dua hari setelah Bustami dilantik, barulah DPR Aceh mengesahkan APBA 2024. Sejak itu, Bustami mengoptimalkan pencairan anggaran agar pertumbuhan ekonomi dapat terus bergerak.

Sofyan Syahnur memberi catatan bahwa peningkatan pertumbuhan ekonomi yang lebih baik harus diikuti dengan kondisi sosial ekonomi yang lebih baik pula. 

"Dengan begitu, pertumbuhan ekonomi yang dicapai tidak hanya terfokus pada konteks kuantitas, tetapi juga dalam konteks kualitas," tamnbah Sofyan Syahnur.  

Prof Sofyan Syahnur juga memberi catatan penting untuk pemimpin Aceh ke depan. Pertumbuhan ekonomi Aceh, kata dia, harus diarahkan pada peningkatan kualitas sosial-ekonomi Aceh, melalui dua hal.

Pertama, memperkuat social overhead capital dengan skala prioritas dan keterkaitan sektor-sektor ekonomi (key economic sector) baik secara backward linkages maupun forward linkages.

"Hal ini dapat dilakukan dengan pengoptimalan penggunaan Dana Transfer ke Daerah (DKD) dan Pagu APBN untuk Aceh, dan kualitas perencanaan ekonomi yang lebih baik. Selain itu, pemimpin Aceh ke depan harus mampu juga menciptakan kondisi ekonomi yang lebih kondusif melalui penguatan sistem perbankan di Aceh yang pro terhadap ekonomi daerah, sehingga mampu meredam capital outflow yang lebih besar dibandingkan capital inflow," kata Sofyan.

Kedua, lanjut Sofyan, melalui penurunan kemiskinan (14,23 persen atau 804,53 ribu jiwa, Maret 2024) dan pengangguran (5,56 persen atau 145 ribu jiwa, Februari 2024) yang masih relative tinggi.[]

ekonomiaceh bustamihamzah pertumbuhanekonomi beritaaceh sofyansyahnur