Gadis cantik asal Aceh ini menarik perhatian ketika ia dilarang mengenakan jilbabnya saat mengenakan atribut Paskibraka, perubahan penampilan langsung memicu reaksi beragam dari masyarakat, termasuk dari Pj Gubernur Aceh, Bustami Hamzah.

Mengenal Sosok Dzawata Maghfura Zuhri Paskibraka Asal Aceh yang Diminta Lepas Jilbab

Dzawata Maghfura Zuhri

PINTOE.CO - Dzawata Maghfura Zuhri, siswi kelas X dari SMA Negeri Modal Bangsa Aceh, tiba-tiba menjadi perbincangan publik setelah momen pengukuhannya sebagai anggota Paskibraka Nasional bersama Presiden Jokowi di Ibu Kota Nusantara (IKN). 

Gadis cantik asal Aceh ini menarik perhatian ketika ia dilarang mengenakan jilbabnya saat mengenakan atribut Paskibraka, perubahan penampilan langsung memicu reaksi beragam dari masyarakat, termasuk dari Pj Gubernur Aceh, Bustami Hamzah.

"Kita minta semua pihak menghargai kekhususan Aceh, sebagaimana diatur dalam UUPA (Undang-undang Pemerintahan Aceh)," kata Bustami singkat, Rabu, 14 Agustus 2024. 

Perjalanan Dzawata menuju Paskibraka tidaklah mudah. Berawal dari kecintaannya terhadap ekstrakurikuler Paskibra di sekolah, Dzawata terpilih oleh sekolahnya untuk mengikuti seleksi Paskibraka. 

Setelah lolos di tingkat sekolah, ia berhasil melewati seleksi di tingkat Kabupaten Aceh Besar, hingga akhirnya berhasil tembus ke seleksi tingkat nasional. 

Prestasi ini membawanya menjadi salah satu dari 76 anggota Paskibraka Nasional yang akan bertugas untuk pertama kali di Ibu Kota Nusantara pada tahun 2024.

Dzawata adalah putri dari pasangan Sadrina, S.Pd, dan Zuhri, S.E, kepala sekolah di Kecamatan Simpang Tiga, Pidie. 

Dukungan dan pendidikan dari orang tuanya turut berperan besar dalam kesuksesan Dzawata meniti kariernya di Paskibraka.

Proses seleksi yang dilalui Dzawata penuh tantangan, mulai dari tes wawasan kebangsaan, intelegensi umum, kesehatan, hingga tes fisik seperti parade, PBB, dan Smapta. 

Semua tahapan tersebut dilaluinya dengan baik, hingga akhirnya namanya diumumkan oleh BPIP pada 21 Juni 2024 sebagai perwakilan Paskibraka dari Aceh.

Namun, perjuangan Dzawata sedikit ternoda dengan munculnya kontroversi mengenai aturan BPIP yang diduga melarang anggota Paskibraka putri memakai jilbab saat pengukuhan. 

Pro dan kontra pun mewarnai latihan para anggota Paskibraka, dan Dzawata akhirnya mengenakan hijab kembali saat sesi latihan.

Dzawata bukan satu-satunya anggota Paskibraka yang memilih untuk mengenakan hijab. 

Bersamanya, terdapat Maulia Permata Putri dari Sumatera Barat, Rahma Az Zahra dari Jambi, Kamilatun Nisa dari Riau, Amanda Aprillia dari Bengkulu, dan beberapa lainnya dari berbagai daerah di Indonesia.

Meski sempat menjadi sorotan, Dzawata tetap menjalankan tugasnya dengan penuh semangat dan dedikasi, membuktikan bahwa identitas dan keyakinannya adalah bagian yang tak terpisahkan dari dirinya sebagai putri Aceh yang membanggakan.[]

paskibrakaputriaceh aceh ikn paskibrakaaceh