Ratusan ribu orang langsung mati. Mereka yang selamat sangat menderita.

6 Agustus dalam Sejarah: Bom Atom Menghancurkan Hiroshima

Bom atom bernama "Little Boy" yang dijatuhkan di Hiroshima pada 6 Agustus 1945 | Sumber: Cbto.org

PINTOE.CO - Pada 6 Agustus 1945, menjelang jam setengah sembilan pagi, penduduk Hiroshima melihat pesawat Amerika terbang di atas kota mereka. Sesaat kemudian, cahaya putih yang menyilaukan mata muncul secepat kilat. Seperti kilap cahaya kamera.
 
Beberapa detik setelah cahaya silau itu muncul, terdengar suara gemuruh dan tiba-tiba “angin” yang sangat kencang menerjang. Orang-orang dan benda-benda terlempar. Kaca-kaca pecah. Bahkan besi-besi bengkok. Rak-rak buku serta lemari di dalam bangunan berjatuhan.

Kilat, gemuruh, dan gelombang kejut yang melebihi kecepatan suara itu tercipta dari ledakan bom atom yang dijatuhkan pesawat Amerika tersebut. Ratusan ribu orang langsung mati. Mereka yang selamat sangat menderita. Ada yang mengalami luka parah, kehilangan anggota tubuh, kulit robek, dan kesulitan bernapas.
 
John Hersey dalam buku Hiroshima (1946) menceritakan, banyak bayi terbunuh dan terluka parah akibat ledakan serta efek radiasi. Bayi-bayi yang mulanya selamat kemudian mati di pangkuan ibu mereka.

“Setelah ledakan, turun hujan lebat yang airnya berwarna hitam, yang mengandung zat radioaktif, sehingga menyebabkan kontaminasi radiasi yang meluas. Mereka yang mendekati pusat ledakan untuk mencari orang hilang terpapar radiasi ini,” tulis organisasi antipercobaan nuklir, CTBTO, dalam situs ctbto.org.

Orang-orang yang selamat dari ledakan bom atom di Hiroshima (6 Agustus 1945) dan Nagasaki (9 Agustus 1945) disebut dengan istilah hibakusha.

Banyak hibakusha kemudian meninggal dunia dalam keadaan cacat dan terkena kanker akibat radisi bom atom yang dijatuhkan Amerika.

Sampai sekarang, peringatan peristiwa pengeboman Hiroshima-Nagasaki masih terus dilakukan orang-orang Jepang sebagai upaya merawat sejarah mereka.[]

bomatom sejarahhiroshima bomatomhiroshima pengebomanhiroshima sejarahjepang