Ecek-eceknya, tembakan meriam tersebut adalah serangan yang dilancarkan dari pantai.

Insiden Lucu di Lhoknga pada 1 Juli 1947

Surat perintah Panglima Divisi Rencong | Sumber: Teuku Alibasjah Talsya

Ada sebuah meriam peninggalan tentara Jepang di Lhoknga, Aceh Besar. Ukurannya besar dan sudah lama tak terpakai. Para pejuang kemerdekaan Indonesia yang tergabung dalam Ksatria Pesindo Divisi Rencong tiba-tiba dapat ide untuk mengetes meriam tersebut.

Mereka kemudian membawa meriam itu ke pantai untuk uji coba. Demi keamanan, tembakan bakal diarahkan ke tengah laut.

Sesaat sebelum tembakan pertama dilakukan, ternyata ada kapal perang Belanda di sekitar laut Lhoknga. Para prajurit Divisi Rencong pun dapat ide baru. Mereka ingin membuat para pasukan Belanda di kapal perang tersebut ketakutan. Ecek-eceknya, tembakan meriam adalah serangan yang dilancarkan dari pantai. Padahal, cuma untuk uji coba.

Maka begitu peluru-peluru meriam ditembakkan, para awak kapal Belanda langsung panik. Teuku Alibasjah Talsya dalam Modal Perjuangan Kemerdekaan (1990) menyebutkan, kapal itu akhirnya “terburu-buru melarikan diri”.

sejarahaceh penjajahanbelanda agresimiliterbelanda lhoknga pesindoaceh