Sejarah Aceh 5 Juni: Pertama Kali Aceh Dikunjungi Wakil Presiden
Selama berada di Aceh, Bung Hatta tidak cuma sibuk dengan misi politik, tetapi juga bertamasya ke Pantai Lhok Nga.
![Sejarah Aceh 5 Juni: Pertama Kali Aceh Dikunjungi Wakil Presiden](/gbr_artikel/sejarah-aceh-5-juni-wapres-hatta-ke-aceh_4.webp)
Berita kunjungan Bung Hatta ke Aceh dalam koran Waspada edisi 14 Juni 1949
PINTOE.CO - Rakyat Aceh senang bukan main waktu mendapat kabar bahwa Wakil Presiden Mohamad Hatta akan datang ke Aceh. Kabar ini mulai tersiar di koran-koran pada awal bulan Juni 1949.
Dalam edisi 1 Juni 1949, koran Waspada terbitan Medan menampilkan berita utama berjudul “Hatta Akan ke Atjeh Buat Berunding dengan Sjafruddin”. Judul ini ditulis dengan huruf tebal dan besar, biar mudah menarik perhatian pembaca.
“Mungkin dalam waktu beberapa hari yang akan datang Wakil Presiden Hatta akan berangkat dari Bangka ke Aceh untuk berunding dengan Sjafruddin dan anggota Pemerintah Darurat Republik yang lain,” tulis Waspada.
Tak lama setelah berita itu tersebar luas, muncul kabar baru yang menyebut Bung Hatta akan pergi ke Aceh pada 5 Juni 1949. Semua pejabat daerah langsung sibuk membuat persiapan-persiapan. Rakyat juga. Bung Hatta adalah sosok spesial. Dia akan jadi wakil presiden pertama yang menginjakkan kaki di bumi Aceh. Untuk itu, penyambutannya harus meriah, penuh kegembiraan.
Pagi-pagi setelah sarapan dan mandi, puluhan ribu orang Aceh menuju Lapangan Terbang Blang Bintang. Pada 5 Juni itu, mereka ingin melihat langsung Bung Hatta keluar dari pintu pesawat. Sesaat setelah pesawat mendarat, impian akhirnya terwujud. Kini Bung Hatta ada di depan mata. Bung Hatta pun menyapa rakyat Aceh dengan ramah.
“Sungguh saya merasa gembira hari ini sampai di Kutaraja. Sudah tiga kali saya merancang perjalanan kemari. Yang pertama gagal Yang kedua gagal. Yang ketiga ini diperkenankan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa dan saya sampai di tengah-tengah saudara-saudara,” ucap Bung Hatta dalam pidato yang disaksikakan ribuan orang di halaman Meuligoe Keresidenan Aceh.
Bung Hatta berangkat dari Bangka ke Aceh untuk bertemu Sjafruddin Prawiranegara selaku Ketua Pemerintah Darurat Republik Indonesia. Pertemuan ini penting dalam rangka membangun pemahaman bersama soal penyerahan kedaulatan oleh Belanda kepada Indonesia. Selain itu, ia juga berbincang-bincang dengan para ulama Aceh mengenai posisi Islam dalam perang melawan penjajahan.
Selama berada di Aceh, Bung Hatta tidak cuma sibuk dengan misi politik. Pada 9 Juni, bersama para pejabat daerah, termasuk Daud Beureueh, Bung Hatta pergi bertamasya ke pantai Lhoknga. Bung Hatta sangat ceria selama di pantai. Ia main tarik tambang, membantu nelayan menarik pukat, dan menangkap ikan bersama anak-anak.
Keesokannya, 10 Juni, Bung Hatta dan rombongan meninggalkan Aceh untuk kembali ke Bangka, tempat ia bersama Sukarno dan pemimpin Republik lainnya diasingkan Belanda.[]