Bikin Produk Minuman Bunga Telang, Pengusaha Perempuan Lhokseumawe Raup Untung Besar
Dahulu, banyak orang menganggap minuman bunga telang tidak aman dikonsumsi.

Yunita Dewi di pameran produk UMKM di Banda Aceh | Foto: Pintoe.co/Opelia Ika Sahara
PINTOE.CO - Bunga telang adalah jenis tumbuhan merambat yang kerap diolah menjadi tanaman obat keluarga. Khasiatnya baik untuk kesehatan tubuh. Saat ini, minuman olahan dari bunga telang bisa mudah ditemukan karena ada banyak usaha kecil menengah masyarakat yang memproduksinya.
Yunita Dewi (40) salah satunya. Tenaga penyuluh kesehatan di salah satu puskesmas Lhokseumawe ini mengolah bunga telang menjadi produk minuman berlabel Es Telang Bu Nita. Produksinya sejak tahun 2019. Yunita memanfaatkan bunga telang yang banyak tumbuh di halaman rumah.
"Awalnya dulu di puskesmas ada toga (tanaman obat keluarga) telang ini. Kan, cantik ya bunganya. Jadi saya bawa pulang lalu saya budi daya dan kemudian saya olah jadi minuman segar untuk dikonsumsi di rumah. Dan, Alhamdulillah waktu ada arisan teman-teman pada suka dan repeat order untuk es telang ini," kata Nita kepada Pintoe.co pada Kamis, 20 Juni 2024.
Minuman bunga telang kala itu tidak selaris sekarang. Dahulunya, masyarakat susah menerima minuman tersebut. Di masyarakat masih ada keraguan bahwa minuman bungan telang aman dikonsumsi. Alhasil, Yunita harus membuat edukasi dengan cara membagi-bagikan produk bunga telang bikinannya.
"Susah dulu. Pas jualan di pinggir jalan, tidak ada yang beli satu pun. Malah ada yang mengira kami jual bensin. Dan akhirnya saya dan suami memilih untuk membagikan produk kami ke orang di jalan, termasuk ke panti asuhan di Lhokseumawe," kenang Yunita.
Berkat kegigihan, akhirya Es Telang Bu Nita mulai diterima di pasar Lhokseumawe. Produk tersebut telah dijual di kafe-kafe, toko kue, dan platform media daring.
Yunita kemudian berinovasi. Selain es telang, ia juga memproduksi sirup bunga telang, teh telang celup, dan bahkan menjual bunga telang kering dalam kemasan. Khusus teh telang celup, target pasarnya adalah para konsumen dengan kadar gula yang tinggi atau penderita diabetes.
Ilmu pemasaran digital dan branding, kata Nita, diperoleh dari pendampingan oleh Disperindag Aceh, Bank Indonesia, Bank Aceh, Bank Syariah Indonesia, dan Rumah BUMN Lhokseumawe.
"(Pengetahuan) marketing dan branding didapat dari bimtek. Yang belum hanya pelaporan keuangan," kata Nita.[]