Yayasan Geutanyoe dan Anak Rohingya Rayakan Hari Anak Nasional di Lhokseumawe
Anak-anak pengungsi juga diajarkan bahasa Inggris dan Indonesia agar mereka bisa merasakan pendidikan, meski bukan formal. Yayasan Geutanyoe juga mengundang dokter spesialis setiap bulan untuk memastikan kesehatan anak-anak.
Foto: Yayasan Geutanyoe
PINTOE.CO - Yayasan Geutanyoe merayakan Hari Anak Nasional 2024 bersama 227 anak pengungsi Rohingya di bekas Kantor Imigrasi Kota Lhokseumawe pada Selasa, 23 Juli 2024.
Hari Anak Nasional diperingati setiap 23 Juli untuk memastikan hak-hak anak terpenuhi, seperti hak untuk hidup, tumbuh, bermain, dan dilindungi dari kekerasan.
Banyak pengungsi Rohingya mencari perlindungan dengan menyeberangi laut yang berbahaya. Tahun 2022 adalah salah satu tahun paling mematikan bagi pengungsi Rohingya di Asia Tenggara, dengan 348 orang, termasuk anak-anak, tewas atau hilang.
Sebagian besar pengungsi Rohingya mencari perlindungan di Bangladesh, Malaysia, dan India. Di Indonesia, lebih dari 70% pengungsi Rohingya yang tiba dalam sebulan terakhir adalah perempuan dan anak-anak.
Officer Yayasan Geutanyoe, Hanum A. Rahman, mengatakan bahwa di penampungan sementara di Lhokseumawe, hak anak-anak untuk pendidikan dan bermain belum terpenuhi. Untuk itu, Yayasan Geutanyoe mengadakan kegiatan seperti lomba makan kerupuk, membawa bola dengan sendok, dan melempar bola, yang didanai oleh CLFI – Canada.
Anak-anak pengungsi juga diajarkan bahasa Inggris dan Indonesia agar mereka bisa merasakan pendidikan, meski bukan formal. Yayasan Geutanyoe juga mengundang dokter spesialis setiap bulan untuk memastikan kesehatan anak-anak.
"Total pengungsi di bekas Kantor Imigrasi Lhokseumawe ada 407 orang. Kapasitas penampungan yang kurang dan pengalaman buruk di pengungsian sebelumnya membuat mereka butuh perlindungan ekstra. Hal ini sangat mempengaruhi tumbuh kembang anak-anak pengungsi,” kata Hanum dalam keterangan tertulis yang diterima PINTOE.