Pernyataan 'mereka tidak sekolah' oleh Bustami dipelintir seolah hinaan. Padahal, itu konteksnya untuk meredam suasana, sesuai konteks keacehan. Kok bisa?

Politik Gorengan

Calon gubernur Aceh Bustami Hamzah memperlihatkan alat perekam dan penjernih suara yang dipakai saat debat ketiga, namun dituduh sebagai alat bantu dengar oleh kubu Mualem - Dek Fadh | Foto: PIntoe.co

SETELAH sukses menggoreng microphone menjadi earphone hingga membuat debat ketiga batal, muncul lagi politik menggoreng pernyataan “mereka tidak sekolah.”

Ramai-ramai pernyataan itu digiring hingga mencitrakan Bustami Hamzah memposisikan pihak 02 tidak berpendidikan.

Padahal, pernyataan itu tidak terlepas dari konteks peristiwa. Ada provokasi dengan melemparkan dugaan sesat bahwa yang dipakai Bustami Hamzah adalah alat elektronik dengan fungsi memandu jawaban dari luar panggung debat.

Akibatnya, terjadi kericuhan yang membuat situasi memanas. Pihak 01 jelas tidak bisa menerima tuduhan apalagi sampai berujung terlewatinya durasi debat yang akhirnya membuat debat ketiga berakhir, tidak dilanjutkan.

Pembatalan debat akibat provokasi itu jelas merugikan semua pihak, termasuk masyarakat. Biaya besar yang disediakan negara menjadi sia-sia. Paslon gagal memanfaatkan kesempatan menyampaikan visi, misi dan programnya dan masyarakat batal memperoleh kesempatan untuk tahu lebih banyak dan lebih mendalam sebelum mereka memutuhkan pilihan.

Semua itu jelas memicu emosi, yang bila tidak bisa dikendalikan oleh Paslon dapat saja memicu kericuhan lebih lanjut. Di sinilah Bustami Hamzah menggunakan khazanah keacehan untuk meredam gejolak amarah yang ada.

“Cuma mau bilang apa, mereka tidak sekolah kok.” Pernyataan senada ini kerap muncul di masyarakat dengan niat meredam gejolak. Meunyoe ka lawan awak kah yang bangai, awak kah na sikula, awak nyan tan dijak sikula.”

Dengan menyatakan hal itu, gejolak yang awalnya berpotensi meledak dalam bentuk benturan dapat dikendalikan secara psikologis. Artinya, bagi orang berpendidikan, menang pun dalam benturan fisik akan dinilai kalah.

Ketika jelas-jelas Paslon 01 menggunakan microphone, tapi dituduh memakai earphone, dan berulang kali diposisikan sebagai curang, jelas memicu emosi yang bila tidak dikendalikan berpotensi terjadinya benturan fisik.

Dan, Bustami Hamzah, dengan sikap menggunakan triks pengendalian psikologis yang ada di masyarakat untuk meredam keadaan yang ada. Bagi sosok yang akrab disapa Om Bus itu, ada cara-cara beradab untuk mengatasi keadaan, dan itu dilakukannya.

Kepada masyarakat, pihak 01 terus menerus menerangkan bahwa yang dipakai bukan alat elektronik dengan fungsi komunikasi dua arah untuk keperluan memandu Om Bus di atas panggung debat.

Bustami menggunakan alat elektronik jenis microphone mini untuk menangkap suara sehingga tim Bustami yang bertugas merekam mendapatkan kualitas audio yang lebih jernih. Hasil rekaman itu dipakai untuk konten Bustami di media sosial seusai debat. Hanya itu, tak lebih.

Anda juga dapat membeli alat itu di keranjang kuning dalam video di bawah ini jika hendak membuktikan sendiri fungsi alat tersebut.


Dan, pemakaian microphone mini itu tidak hanya dilakukan di debat ketiga melainkan juga pada debat pertama dan debat kedua.

Wakil Pihak 01 juga legowo menerima hasil mediasi sehingga bersedia melepas microphone yang ada dengan harapan debat ketiga bisa dilangsungkan lagi.

Namun, lagi-lagi sikap legowo itu diplintir pihak lawan di medsos dengan mengatakan “tuh kan, betul alat bantu dengar, makanya disuruh lepas.”

 

Han ek, ta khem!

Pihak Paslon 01 juga menyampaikan komplain kepada KIP Aceh yang dalam mediasi disebut melanggar tata tertib, sehingga dipastikan bahwa pemakaian alat elektronik berjenis microphone bukan pelanggaran tata tertib.

Terkini, pihak Paslon 01 juga mengambil langkah pelaporan tindak pidana pemilu yang dilakukan oleh beberapa orang sehingga mengganggu jalannya debat ketiga.

Mengapa semua itu bisa berlaku? Itu karena ada sosok Bustami Hamzah yang mampu mengendaikan keadaan. Baginya damai bukan sebatas pada ucapan belaka. Bukankah debat ketiga salah satu temanya terkait perdamaian? []

bustamihamzah calongubernuraceh alatperekamsuara hollyland