Israel Akui Bunuh Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh, Ancam Target Berikutnya Houthi
Menhan Israel Katz juga mengancam bahwa target berikutnya adalah para pemimpin Houthi di Yaman yang telah meluncurkan roket dan drone ke Israel.

Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz I Foto: Kobi Wolf/Bloomberg
PINTOE.CO - Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, untuk pertama kalinya mengakui secara terbuka bahwa negaranya telah membunuh kepala politik Hamas, Ismail Haniyeh, pada Juli lalu.
Israel Katz menyampaikan pernyataan ini pada sebuah acara penghargaan untuk staf Kementerian Pertahanan pada Senin malam, 23 Desember 2024.
Pidatonya itu juga berisi ancaman untuk menargetkan para pemimpin Houthi di Yaman yang telah meluncurkan roket dan drone ke Israel.
Katz mengatakan Israel telah, "Memberikan pukulan telak kepada poros kejahatan, dan kami juga akan memberikan pukulan telak kepada organisasi teroris Houthi di Yaman, yang kini menjadi yang terakhir bertahan."
"Seperti yang kami lakukan dengan Haniyeh, (Yahya) Sinwar, dan (Hassan) Nasrallah di Teheran, Jalur Gaza, dan Lebanon, kami akan melakukan hal yang sama di Hodeidah dan Sanaa," kata Katz, merujuk pada pemimpin Hizbullah dan Hamas yang juga dibunuh tahun ini, seperti dikutip dari BBC pada Selasa, 24 Desember 2024.
Houthi telah melakukan serangkaian serangan rudal ke Israel dalam beberapa bulan terakhir, termasuk serangan di Tel Aviv menggunakan apa yang mereka sebut sebagai rudal balistik hipersonik pada Sabtu, 21 Desember 2024.
Lebih dari selusin orang terluka ringan ketika rudal tersebut berhasil menghindari sistem pertahanan Israel dan mengenai taman umum di Jaffa.
Haniyeh (62) dibunuh melalui serangan udara saat berada di sebuah bangunan tempat dia menginap di Teheran pada 31 Juli 2024. Dia mengunjungi negara itu untuk menghadiri pelantikan Presiden Iran, Masoud Pezeshkian.
Menurut laporan media negara Iran saat itu, pemimpin Hamas dan pengawalnya terbunuh ketika sebuah "proyektil pandu udara" mengenai tempat tinggal khusus untuk veteran militer yang mereka tinggali, di utara Tehran sekitar pukul 2 pagi waktu setempat.[]
Editor: Lia Dali