Indonesia Kurang Talenta Digital, Kaspersky Temukan 36 Juta Ancaman Siber Selama 2024
Data tersebut diperoleh dari ikhtisar ancaman tahunan berdasarkan pemrosesan dan pengumpulan data dari pengguna sukarela Kaspersky Security Network (KSN) di Indonesia.

Ilustrasi keamanan siber. Kaspersky berhasil mendeteksi dan memblokir lebih dari 36.168.342 upaya ancaman siber lokal di Indonesia tahun 2024 I Foto: Istimewa
PINTOE.CO - Perusahaan keamanan siber dan privasi global, Kaspersky, menyampaikan bahwa mereka berhasil mendeteksi dan memblokir lebih dari 36 juta upaya ancaman siber lokal di Indonesia pada tahun 2024.
Data tersebut diperoleh dari ikhtisar ancaman tahunan berdasarkan pemrosesan dan pengumpulan data dari pengguna sukarela Kaspersky Security Network (KSN). Produk Kaspersky selama 2024 mendeteksi 36.168.342 insiden lokal pada komputer partisipan KSN di Indonesia.
Angka ini menurun 29,44 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2023 dengan jumlah 51.261.542 insiden lokal yang terdeteksi.
Secara umum 35,6 persen pengguna menjadi target ancaman lokal tahun lalu. Data ini menempatkan Indonesia pada posisi ke-71 secara global, mengutip VOI.
Pemanfaatan statistik infeksi lokal untuk komputer pengguna merupakan indikator yang sangat penting. Sebagian besar insiden tersebut disebabkan oleh Worm dan virus file.
Data statistik infeksi lokal pada komputer menunjukkan seberapa sering pengguna diserang oleh malware yang menyebar melalui drive USB yang dapat dilepas, CD dan DVD, dan metode luring lainnya.
Kaspersky menegaskan bahwa Indonesia masih membutuhkan talenta siber yang berkualitas di bidangnya karena kurangnya pengalaman akan langsung berdampak pada bisnis.
"Penguatan kapasitas talenta siber, khususnya di organisasi akan menjawab kebutuhan industri di era digital saat ini," ujar Adrian Hia, Direktur Pelaksana Kaspersky Asia Pasifik.
Sementara itu, Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Komdigi, Bonifasius Wahyu Pudjianto, mengungkapkan ketersediaan talenta digital di Indonesia pada 2024 sekitar 6.507.904 orang.
Dia mengaku jumlah tersebut masih jauh di bawah kebutuhan di lapangan, yakni 10.731.209 orang. Gap tersebut diprediksi masih akan berlanjut pada 2030 di mana kebutuhan talenta digital akan semakin tinggi, tapi ketersediaan talentanya masih terbatas. Artinya, masih ada jurang ketimpangan hingga 3 juta talenta.
“Diproyeksikan pada tahun 2030 ada kebutuhan 12.092.110 talenta digital. Sementara ketersediaannya berada di kisaran 9.343.849,” ujarnya dikutip dari Jawa Pos.
Akhir tahun lalu, Komdigi bekerja sama dengan Microsoft meluncurkan ElevAIte Indonesia, sebuah inisiatif pelatihan kecerdasan buatan (AI) untuk membekali 1 juta talenta digital Indonesia dengan keterampilan yang relevan di era transformasi digital dalam upaya meningkatkan keamanan siber.
Adrian mengapresiasi langkah tersebut, "Ini merupakan langkah maju yang tepat, kami berharap dapat melihat lebih banyak lagi upaya di masa mendatang."[]
Editor: Lia Dali