Pacu Produktivitas Pertanian, Kementan Siapkan 90 Ribu Ton Benih Unggul Padi dan Jagung
Penyediaan benih unggul ini akan difokuskan pada daerah-daerah dengan Indeks Pertanaman (IP) yang masih rendah.

Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono I Foto: Istimewa
PINTOE.CO Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Sudaryono, mengatakan pihaknya menyiapkan 90 ribu ton benih unggul padi dan jagung untuk memacu peningkatan produktivitas pertanian pada 2025.
"Kementerian Pertanian menyiapkan 90 ribu ton benih unggul padi dan jagung untuk mencakup 3,7 juta hektare pada tahun 2025," kata Sudaryono dilansir ANTARA pada Rabu, 1 Januari 2025.
Dia menyampaikan langkah itu diambil untuk meningkatkan produktivitas pangan nasional dan mendukung program pemerintah dalam mengurangi impor beras. Penyediaan benih unggul ini akan difokuskan pada daerah-daerah dengan Indeks Pertanaman (IP) yang masih rendah.
“Pada tahun 2025, Kementan telah menganggarkan lebih dari 3 juta hektare untuk benih padi, sementara sisanya akan disiapkan untuk benih jagung,” ujarnya.
Dia juga menambahkan penyediaan benih unggul dapat meningkatkan produktivitas padi hingga 15 hingga 20 persen.
Selain itu, Wamentan juga mendorong Perum Bulog untuk menyerap hasil panen petani, terutama di Provinsi Jawa Tengah yang merupakan salah satu lumbung pangan nasional.
Dia mengatakan serapan hasil panen sangat penting untuk menjaga kestabilan harga pangan dan melindungi petani dari fluktuasi harga pascapanen.
“Bulog harus memastikan serapan gabah petani, terutama di Jawa Tengah, sehingga harga pascapanen dapat tetap stabil. Ini adalah langkah penting agar petani tidak merugi,” tambahnya.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) mengungkapkan bahwa pada 2025 Indonesia tidak akan mengimpor sejumlah bahan pangan, termasuk beras, garam, dan gula.
Serapan beras dari petani, lanjut Zulhas, akan sepenuhnya ditampung oleh Bulog sesuai instruksi Presiden.
“Kita akan menghentikan impor beras dan bahan pangan lainnya. Bulog akan menyerap semua gabah dan jagung yang diproduksi oleh petani untuk menjaga stabilitas harga,” ujar Zulkifli.
Dengan langkah ini, pemerintah optimistis dapat meningkatkan ketahanan pangan Indonesia, mengurangi ketergantungan pada impor, dan mendukung kesejahteraan petani di seluruh negeri.[]
Editor: Lia Dali