PBB Minta Pemerintah Indonesia Selamatkan Pengungsi Rohingya di Perairan Aceh Selatan
UNHCR mendesak pihak berwenang untuk memastikan penyelamatan di laut dan pendaratan yang aman bagi kelompok Rohingya yang putus asa itu.

Anak-anak Rohingya di pantai Aceh Timur pada 1 Februari 2024 silam (Beritasatu.com)
PINTOE.CO - Badan pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNHCR) mengimbau pemerintah Indonesia untuk menyelamatkan sebuah kapal yang terkatung-katung di lepas pantai barat Aceh yang membawa lebih dari 100 pengungsi Rohingya, termasuk wanita dan anak-anak.
Etnis Rohingya yang sebagian besar beragama Islam mengalami penganiayaan di Myanmar. Ribuan orang Rohingya setiap tahunnya mempertaruhkan nyawa mereka melakukan perjalanan laut yang panjang dan berbahaya untuk mencoba mencapai Malaysia atau Indonesia.
Perahu tersebut, yang diyakini membawa lebih dari 100 pengungsi, telah berlabuh sekitar 6 km dari pantai provinsi paling barat Aceh. Namun pada hari Senin, 21 Oktober 2024, sebuah perahu menariknya hingga menjauh 1,6 km.
"UNHCR mendesak pihak berwenang untuk memastikan penyelamatan di laut dan pendaratan yang aman bagi kelompok yang putus asa ini," kata Faisal Rahman dari UNHCR di Indonesia seperti dikutip dari Berita Satu pada Rabu, 23 Oktober 2024.
"UNHCR dan mitra siap mendukung dan menyediakan bantuan yang sangat dibutuhkan bagi orang-orang yang rentan ini," lanjutnya.
Lima warga Rohingya dievakuasi pada hari Kamis pekan lalu untuk perawatan medis di rumah sakit setempat di Indonesia. Menurut pejabat di Aceh selatan, seorang pengungsi meninggal saat berada di kapal.
Menurut Rahman, negosiasi antara PBB dan pemerintah sedang berlangsung.
Indonesia bukan merupakan negara penanda tangan konvensi pengungsi PBB dan menyatakan tidak dapat dipaksa menerima pengungsi dari Myanmar. Sebaliknya, Indonesia meminta negara-negara tetangga untuk turut menanggung beban dan menampung warga Rohingya yang tiba di wilayahnya.
Banyak warga Aceh yang bersimpati terhadap penderitaan etnis Rohingya. Namun yang lain juga mengeklaim bahwa etnis Rohingya kerap bermasalah dan terlibat konflik dengan penduduk setempat.[]