Ancaman pembunuhan dalam konteks Pilkada 2024 yang terjadi pada Minggu malam lalu tampaknya tak dianggap sebagai perkara mengkhawatirkan oleh Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).

Relawan Bustami Hamzah Diancam Bunuh, Bawaslu Malah Sebut Pilkada Aceh Masih Kondusif

RKB Aceh Tamiang menyampaikan laporan kepada polisi atas kasus pengancaman terhadap Safwan

PINTOE.CO - "Siapa beking kau? Kubunuh sampai mati kau mau?" demikian Safwan menirukan ucapan seorang pelaku pengancaman terhadap dirinya pada Minggu malam lalu, 10 Oktober 2024, sekitar jam sepuluh malam.

Safwan adalah Sekretaris Rumah Kita Bersama (RKB) Aceh Tamiang. Bersama kawan-kawannya, ia bekerja keras untuk memenangkan pasangan Bustami Hamzah dan Syech Fadhil Rahmi di Pilgub Aceh 2024 yang akan berlangsung bulan ini. 

Ancaman pembunuhan terhadap Safwan terjadi ketika ia tengah berada di R2J, sebuah warung kopi yang berlokasi di Karangbaru, Aceh Tamiang.

Lagi enak-enak ngopi, Safwan tiba-tiba dihampiri sejumlah orang yang datang dengan dua mobil.

Salah seorang di antara kelompok itu kemudian menanyakan apa maksud Safwan membuat publikasi bahwa KPA Aceh Tamiang mendukung pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Aceh nomor urut 1, Bustami Hamzah-Fadhil Rahmi.

“Saya jelaskan kalau saya hanya membacakan teks deklarasi, kebetulan saya Sekretaris RKB. Kalau saya salah, saya minta maaf dan bagaimana menebusnya,” kata Safwan kepada awak media.

Safwan lantas tidak menolak ketika diminta mengklarifikasi pernyataannya dalam publikasi tersebut. Klarifikasi ini ia sampaikan sambil direkam oleh orang-orang dari kelompok tersebut.

Hanya saja, Safwan menolak ketika dia diminta membuat pernyataan kedua, yakni pernyataan beralih dukungan. Safwan dipaksa mengatakan bahwa dirinya kini sudah tak lagi mendukung Bustami Hamzah-Fadhil Rahmi, tetapi mendukung pasangan Muzakir Manaf-Fadhlullah (calon nomor urut 2). Penolakan ini membuat pelaku marah dan menarik kerah baju Safwan hingga ada kancing yang copot.

"Kerah baju saya ditarik sambil (dia) bilang, 'Siapa beking kau, kubunuh sampai mati kau mau?',” kata Safwan.

Ancaman pembunuhan dalam konteks Pilkada 2024 yang terjadi pada Minggu malam lalu (10/11) tampaknya tak dianggap sebagai perkara mengkhawatirkan oleh Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).

Pasalnya, dua hari kemudian (12/11), Kepala Biro Fasilitas Bawaslu Asmin Safari Lubis mengatakan rangkaian pelaksanaan Pilkada 2024 di Aceh dari mulai penetapan calon hingga kampanye berjalan kondusif.

"Aceh ini termasuk kategori yang sangat baik hingga sejauh ini kita belum pernah mendapatkan laporan yang menjadi atensi khusus," kata Asmin seperti dikutip Pintoe.co dari pemberitaan Antara pada Selasa, 12 November 2024.

Asmin mengatakan, Pemerintah Aceh telah melakukan beragam langkah untuk menjaga kondusivitas pilkada dari mulai menjaga netralitas ASN, memperkuat koordinasi dengan pihak dan lembaga terkait, serta mengedukasi masyarakat tentang pemilu.

Sebelumnya, Asmin mengaku pernah mendengar Aceh merupakan daerah rawan konflik selama pilkada. Hal tersebut dengan tegas ia bantah.

"Alhamdulillah sampai hari ini belum kita temukan (konflik). Mudah-mudahan hingga selesai penghitungan dan pelantikan berjalan dengan damai," kata Asmin.

Pernyataan itu bertolak belakang dengan kenyataan di lapangan. Saat ini, konflik politik mulai bereskalasi. Mulanya menyasar alat peraga kampanye dengan cara dirusak, kemudian sejak akhir minggu lalu mulai merambah ke aksi kekerasan fisik, sebagaimana yang menimpa Safwan di Aceh Tamiang.

Apabila kasus ini dan teror lainnya tak dianggap sebagai penanda mulai tidak kondusifnya kondisi Aceh jelang pilkada, dikhawatirkan ke depan aksi-aksi serupa akan terulang sehingga Pilkada Aceh 2024 tidak mencerminkan politik kekinian yang demokratis.

Hal itu disampaikan oleh anggota DPR RI asal Aceh, Samsul Bahri bin Amiren alias Tiyong. Menanggapi kasus pengancaman tersebut, Tiyong yang juga Ketua Umum RKB mengaku sangat geram.

"Itu merupakan tindakan barbar. Gaya-gaya lama yang seharusnya tidak perlu ada lagi saat ini," kata Tiyong.[]

relawan bustami hamzah diancam bunuh acehtamiang bustamihamzah