"Kami sudah berbicara dengan pihak China tentang banyaknya bahan kimia dari sana yang masuk ke Indonesia," kata Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri, Brigjen Pol. Mukti Juharsa, Jumat, 12 Juli 2024.

Polri Ajak Cina Kerja Sama Cegah Pengiriman Bahan Kimia  Narkoba

Kabareskrim Komjen Pol. Wahyu Widada (kiri) dan Kapolda Jatim Irjen Pol Imam Sugianto (kanan) menunjukkan pil ekstasi siap edar saat ungkap kasus laboratorium gelap narkoba

PINTOE.CO - Direktorat Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri sedang bekerjasama dengan Kepolisian China untuk mencegah pengiriman bahan kimia yang bisa digunakan untuk memproduksi narkoba ke Indonesia.

Dari lima pengungkapan kasus laboratorium narkoba rahasia di Indonesia, pelaku diketahui menggunakan bahan kimia yang dikirim dari China. Bahan-bahan ini diolah menjadi prekursor untuk membuat sabu dan ekstasi.

"Kami sudah berbicara dengan pihak China tentang banyaknya bahan kimia dari sana yang masuk ke Indonesia," kata Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri, Brigjen Pol. Mukti Juharsa, Jumat, 12 Juli 2024.

Sekitar dua bulan lalu, Kepolisian China mengunjungi Bareskrim Polri dan membahas masalah penyelundupan narkoba. Mereka meminta daftar bahan kimia yang diekspor dari China ke Indonesia.

"Kami sudah bekerja sama dengan Kedutaan China untuk mengirimkan data perusahaan yang sering mengirim bahan kimia ini ke Indonesia," tambah Mukti.

Sepanjang tahun 2024, Bareskrim Polri mengungkap lima kasus laboratorium narkoba rahasia di Semarang, Sunter-Jakarta Utara, Bali, Sumatera Utara, dan Malang-Jawa Timur. 

Modus operandi yang digunakan adalah mendirikan laboratorium rahasia untuk mengolah bahan kimia menjadi narkoba.

Pada April 2024, Bareskrim Polri menggerebek tiga pabrik narkoba di Semarang yang memproduksi sabu dan happy water. 

Di bulan yang sama, mereka juga menggerebek pabrik narkoba milik jaringan Fredy Pratama yang memproduksi hingga 300 ribu ekstasi per bulan.

Pada Mei 2024, Bareskrim menggerebek laboratorium narkoba rahasia di Bali yang dikendalikan oleh dua warga negara Ukraina. 

Pada Juni, mereka menggerebek laboratorium narkoba di Sumatera Utara yang dikelola oleh pasangan suami istri dan memproduksi 314 ribu ekstasi per bulan.

Baru tujuh hari yang lalu, Bareskrim mengungkap pabrik narkoba terbesar di Indonesia di Malang, yang memproduksi ganja sintetis. Polisi menyita 1,2 ton ganja sintetis siap edar dan bahan baku setara 2 ton.

Laboratorium rahasia ini biasanya beroperasi di rumah-rumah yang disewa untuk memproduksi narkoba dengan cepat dan murah.[]

narkoba polri cina