SKK Migas Siapkan Capai Target Produksi Minyak dan Gas pada 2030
Untuk tahun 2024, SKK Migas menargetkan investasi sebesar 16,1 miliar dolar AS atau sekitar Rp242 triliun, naik 17 persen dari tahun 2023 yang mencatat investasi sebesar 13,7 miliar dolar AS atau Rp206 triliun.
Dwi Soetjipto Kepala SKK Migas
PINTOE.CO - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengungkapkan sejumlah strategi untuk mencapai target produksi minyak sebesar 1 juta barel per hari (BOPD) dan gas sebesar 12 miliar kaki kubik per hari (BSCFD) pada tahun 2030.
"Kami merencanakan langkah-langkah besar dan agresif untuk mencapai target ini," kata Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto, dalam acara Supply Chain & National Capacity (SCM) Summit 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Rabu, 15 Agustus 2024.
Dwi menjelaskan, langkah-langkah ini mencakup peningkatan investasi dan pengembangan pengeboran. Untuk tahun 2024, SKK Migas menargetkan investasi sebesar 16,1 miliar dolar AS atau sekitar Rp242 triliun, naik 17 persen dari tahun 2023 yang mencatat investasi sebesar 13,7 miliar dolar AS atau Rp206 triliun.
Selain itu, SKK Migas juga menargetkan pengeboran pengembangan yang masif, dengan rencana mencapai 932 sumur pada tahun ini. Jumlah ini meningkat 388 persen dibandingkan dengan realisasi pada tahun 2020 yang hanya mencapai 240 sumur.
Dwi juga memaparkan bahwa hingga tahun 2029, industri hulu migas memiliki 141 proyek yang sedang berjalan dengan total investasi mencapai 36,25 miliar dolar AS atau sekitar Rp543 triliun.
Dari jumlah tersebut, enam di antaranya merupakan Proyek Strategis Nasional dengan investasi sebesar 32,47 miliar dolar AS atau sekitar Rp487 triliun, sementara 135 proyek lainnya adalah Proyek Non-PSN dengan investasi sebesar 3,78 miliar dolar AS atau sekitar Rp57 triliun.
Di sisi lain, tingkat pencapaian Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) per 31 Juli 2024 mencapai 61,15 persen, melampaui target komitmen TKDN tahun 2024 yang ditetapkan sebesar 57 persen.
Menurut Dwi, rantai suplai yang efektif dan efisien menjadi kunci keberhasilan industri migas.
"Rantai suplai harus tangguh dan fleksibel agar dapat beradaptasi dengan perubahan pasar global dan kebutuhan domestik," tambahnya.
Supply Chain & National Capacity Summit 2024 kembali diadakan oleh SKK Migas setelah absen selama sembilan tahun, dengan tema "Navigating Long Term Plan Through Integrated Supply Chain for National Capacity Building."
Tema ini mendukung tujuan Rencana Strategis (Renstra) IOG 4.0 untuk mencapai target produksi migas dan meningkatkan dampak positif industri hulu migas bagi ekonomi nasional.[]