PB PON XXI Aceh Bantah Keperpihakan pada Cabor Sepak Bola Lawan Sulteng
Banta menjelaskan, PB PON XXI wilayah Aceh sangat menghargai prinsip-prinsip fair play dalam olahraga.

Konferensi pers terkait pertandingan cabor sepak bola Aceh vs Sulteng. Foto: Youtube/Ditjen IKP Kominfo
PINTOE.CO - Pengurus Besar (PB) Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumut wilayah Aceh, menegaskan bahwa tidak ada keberpihakan pada cabang olahraga (cabor) sepak bola Aceh melawan Sulawesi Tengah (Sulteng).
Ketua Bidang Pertandingan PB PON XXI wilayah Aceh, T. Banta Nuzullah mengatakan bahwa pihaknya cukup netral dalam menyelenggarakan setiap pertandingan cabang olahraga.
"Maka dari itu tidak ada keberpihakan dari kami dalam melaksanakan pertandingan, khususnya pada cabang sepak bola. Kami cukup netral, kami melayani sama kontingen yang datang," kata Banta dalam konferensi pers, Minggu, 15 September 2024.
Banta menjelaskan, PB PON XXI wilayah Aceh sangat menghargai prinsip-prinsip fair play dalam olahraga. Oleh karena itu, pihaknya mengecam kegaduhan yang terjadi dalam pertandingan sepak bola Aceh melawan Sulawesi Tengah.
Menurutnya, olahraga sebagai ajang silaturrahmi dan prestasi, sehingga pihaknya memandang sama semua kontingen. Ia mengatakan, semua tamu yang datang ke Aceh adalah orang-orang yang harus dimuliakan.
"Maka dari itu kami mendukung PSSI untuk menyatakan kejadian pertandingan kemarin antara Aceh dan Sulteng sesuai dengan regulasi yang berlaku di PSSI," ujarnya.
Sementara itu, Ketua HQ Panitia Pengawas dan Pengarah (Panwasrah) PON XXI 2024 Aceh-Sumut, Suwarno menyebut bahwa kejadian pemukulan terhadap wasit dalam pertandingan tersebut tidak dibenarkan.
"Berikutnya yang dicermati keterlibatan ini adalah wasit yang dinyatakan kontroversi. Makanya ini perlu didalami, apakah dalam bentuk mereka membuat keputusan tidak cermat, berkaitan dengan profesionalitas," ucap Suwarno.
Suwarno menyampaikan, semua wasit yang memimpin pertandingan PON XXI adalah wasit profesional. "Bukan sekali ini aja memimpin dan semestinya mereka mempunyai satu kekuatan mental dan keberanian untuk mengambil keputusan berdasarkan sportifitas dan kejujuran," katanya.
Setelah terjadi pemukulan, tim PON Sulteng tidak lagi melanjutkan pertandingan. Sehingga anak asuh Zulkifli Syukur dinyatakan Walkover (WO) dari laga tersebut.
"Mereka juga kena sanksi dan itu regulasi-regulasi yang dimiliki oleh PSSI memang begitu. Jadi otomatis dimenangkan oleh yang masih akan bertanding, sedangkan yang mengundurkan diri dengan kondisi yang mereka hadapi maka mereka sudah dinyatakan kalah," katanya.[]