Sumut dan Aceh tidak hanya sukses menjadi tuan rumah PON XXI, tetapi juga mencatat sejarah sebagai provinsi yang telah membangun infrastruktur olahraga kelas dunia

PON XXI Transformasi Infrastruktur Olahraga Kelas Dunia di Aceh dan Sumut

Stadion Madya Sumut, sebuah stadion megah yang didedikasikan untuk berbagai cabang olahraga atletik.

PINTOE.CO -  Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumatra Utara 2024 tidak hanya mencatatkan sejarah sebagai ajang olahraga terbesar yang pernah diselenggarakan di Indonesia, tetapi juga menjadi tonggak baru dalam pembangunan infrastruktur olahraga berstandar internasional di Sumatra Utara dan Aceh. Seiring dengan meningkatnya jumlah partisipasi atlet dan ofisial, peningkatan infrastruktur menjadi sorotan utama dalam perhelatan kali ini.

Penjabat (Pj) Gubernur Sumatra Utara, Agus Fatoni, dalam konferensi pers di Media Center PON XXI Wilayah Sumut, Kamis (19/9/2024) menegaskan bahwa infrastruktur olahraga yang dibangun untuk PON XXI 2024 mencerminkan kesiapan Sumut dan Aceh sebagai tuan rumah yang mengedepankan kualitas standar internasional.

“PON kali ini tidak hanya terbesar dalam jumlah atlet dan ofisial, tetapi juga dalam hal infrastruktur. Fasilitas yang kami siapkan telah memenuhi standar internasional, menjadi kebanggaan bagi Sumut dan Aceh,” kata Fatoni.

Beberapa infrastruktur unggulan yang dibangun di antaranya Stadion Madya, sebuah stadion megah yang didedikasikan untuk berbagai cabang olahraga atletik. Arena bowling, dibangun dengan sertifikasi internasional yang siap menggelar kompetisi tingkat dunia. Stadion ini disiapkan untuk mengakomodasi berbagai kejuaraan olahraga besar, termasuk Olimpiade di masa mendatang.

Kemudian lapangan volley pantai yang terletak indah di tepi Danau Toba, menambah pesona dan daya tarik bagi cabang olahraga tersebut. Lalu yang menjadi kebanggaan masyarakat Sumut Stadion Utama Sumut Sport Center. Stadion monumental yang akan menjadi lokasi penutupan PON XXI, telah selesai dibangun dan siap digunakan.

Pembangunan infrastruktur ini tidak hanya dipandang sebagai investasi jangka pendek untuk mendukung pelaksanaan PON, tetapi juga sebagai pusat perkembangan olahraga jangka panjang di Sumatra Utara. Fasilitas ini diharapkan akan memacu pertumbuhan kualitas olahraga di tingkat nasional dan internasional.

Antusiasme masyarakat Sumatra Utara dan Aceh terhadap PON XXI juga terlihat dari jumlah volunteer yang mencapai 8.200 orang, memecahkan Rekor MURI sebagai jumlah sukarelawan terbanyak sepanjang sejarah PON. Hal ini menunjukkan bahwa PON XXI tidak hanya diwarnai oleh kemegahan infrastruktur, tetapi juga oleh semangat gotong royong dan partisipasi masyarakat yang luar biasa.

Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat Marciano Norman pada kesempatan yang sama memberikan apresiasi terhadap peningkatan fasilitas olahraga berstandar iternasional yang terbangun.

"Infrastruktur yang disiapkan di PON XXI sangat mendukung pencapaian para atlet. Fasilitas yang berstandar internasional ini mencerminkan keseriusan Sumut dan Aceh dalam menggelar PON dengan kualitas terbaik," ujar Marciano.

Infrastruktur tersebut dikatakannya akan menjadi warisan penting bagi perkembangan olahraga di Indonesia.

“Kita tidak hanya berbicara soal PON, tetapi tentang masa depan olahraga Indonesia yang akan terus maju dengan dukungan fasilitas yang kini telah kita miliki,” lanjutnya.

Dengan segala pencapaian itu, Sumut dan Aceh tidak hanya sukses menjadi tuan rumah PON XXI, tetapi juga mencatat sejarah sebagai provinsi yang telah membangun infrastruktur olahraga kelas dunia, siap bersaing di kancah internasional.

Konferensi pers ini juga dihadiri oleh Ketua Bidang Humas dan Media Panwasrah PON XXI Wilayah Sumut Raja Parlindungan Pane, serta Direktur Informasi dan Komunikasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (IKPMK) Ditjen IKP Kementerian Kominfo Bambang Dwi Anggono.[]

ponxxi ponacehsumut kominfo pekanolahraganasional