Sejarah Aceh 30 Agustus: Rakyat Aceh Diminta Kasih Sumbangan untuk Orang Belanda
Selebaran minta sumbangan itu disebarluaskan di banyak tempat di Aceh.
Selebaran minta sumbangan pada rakyat Aceh | Sumber: Teuku Alibasjah Talsya
Pihak Sekutu sering menjatuhkan selebaran dari pesawat terbang. Selebaran-selebaran itu biasanya berisi informasi tentang perang atau perkembangan situasi internasional. Namun, pada 30 Agustus 1945, sebuah pesawat Sekutu menjatuhkan berlembar-lembar selebaran yang isinya tidak biasa. Selebaran itu diawali dengan sebuah kalimat seruan: “Bersiaplah oentoek pekerdjaan soetji ini!”
Dalam selebaran tersebut, pihak Sekutu mengajak rakyat Aceh untuk melindungi serta memberi sumbangan kepada orang-orang Belanda di Aceh yang pernah dizalimi pasukan Jepang. Sewaktu Jepang menduduki Aceh, banyak laki-laki maupun perempuan Belanda ditangkap kemudian dikerangkeng. Sebagian lainnya ditempatkan di area terbuka tetapi dipagari dengan kawat duri.
Sesudah Jepang kalah perang, semua tahanan itu dibebaskan. Banyak di antara mereka yang lemah, miskin, sakit, dan tak punya pakaian. Oleh karenanya, pasukan Sekutu berharap rakyat Aceh sudi memberikan pertolongan. Menolong orang Belanda disebut sebagai “pekerjaan suci”.
“Teroetama kawan-kawan bangsa Indonesia dengan sedapat-dapatnja menolong dan memperlindoengi orang-orang Belanda itoe. Tentoe sadja pekerdjaan ini pantas dan perloe dari alasan kemanoesiaan,” demikian tertulis dalam selebaran tersebut.
Istilah “kawan-kawan Indonesia” dipakai agar rakyat Aceh luluh hatinya. Ungkapan itu dimaksudkan untuk menciptakan kesan bahwa orang Belanda adalah teman orang Aceh karena sama-sama pernah dijahati Jepang. Orang Aceh diminta menganggap orang Belanda adalah “kawan-kawan senegeri” mereka.
Sekutu juga menulis kata-kata pujian untuk orang Aceh agar mereka mau menyumbang pakaian dan makanan untuk orang-orang Belanda yang sedang melarat. Sekutu menyebut orang Aceh “mempoenjai boedi jang tinggi dan perasaan kemanoesiaan jang loeas”.
Secara khusus, pihak Sekutu meminta kaum perempuan Aceh untuk menunaikan pekerjaan suci yang dimaksud. Selebaran itu ditutup dengan sebuah pesan yang khusus ditujukan kepada ibu-ibu: “Bawalah segala keperloean kepada kawan-kawan senegeri itoe. Moga-moga ini diterima oleh jang Maha Soetji”.[]