Indonesia memiliki proyek-proyek penyimpanan CO2 lainnya dengan potensi kapasitas mencapai 4,31 gigaton CO2.

Kenalan dengan Teknologi Penangkap Karbon, Potensinya Besar di Indonesia

Sistem penangkap karbon | Foto: bright-renewables.com

PINTOE.CO - Pemimpin dunia terus berupaya  mencegah terjadinya pemanasan global. Salah satunya dengan mengembangkan  teknologi penangkapan karbon atau yang lebih dikenal dengan istilah carbon capture, utilisastion, and storage atau CCUS. Lantas apakah itu CCUS?

Menurut International Energy Agency (IEA) CCUS merupakan sebuah teknologi yang melibatkan penangkapan CO2 dari penghasil CO2 dalam jumlah besar seperti pembangkit listrik atau fasilitas industri yang menggunakan bahan bakar berbasis fosil ataupun bahan bakar berbasis biomassa. Jika CO2 tidak digunakan di lokasi, gas tersebut akan dipadatkan dan ditransportasikan menggunakan jaringan pipa, kapal laut, kereta api ataupun truk untuk digunakan dalam beragam aplikasi ataupun dimasukan ke dalam formasi geologi bawah tanah seperti di bekas sumur minyak dan gas atau di salinitas akifer (saline aquifers).

CCUS diangkap sebagai salah satu jawaban untuk transisi energi hijau karena CCUS dapat dipasang atau dibangun pada pembangkit listrik atau pabrik industri yang sudah beroperasi, CCUS juga menjadi jalan keluar untuk mengatasi emisi pada sektor-sektor yang menghasilkan CO2 secara masif seperti produksi semen, baja, atau bahan kimia selain itu, CCUS merupakan penggerak produksi hidrogen rendah karbon dengan biaya yang rendah.

Beberapa negara maju dan memiliki kebijakan untuk mendorong pengembangan CCUS seperti Amerika Serikat dan Britania Raya mendorong pendanaan pengembangan teknologi CCUS di negaranya masing-masing sedangkan Uni Erope mengeluarkan peraturan Net Zero Industry Act. yang memasang target penyimpanan CO2 mencapai 50 Mt CO2/tahun pada tahun 2023 dan meningkatkan prosedur perizinan CCUS.

Tahun lalu, Departemen Energi Amerika Serikat mengumumkan hibah dana yang mencapai $890 juta untuk tiga proyek skala besar pada sektor energi untuk mendemonstrasikan proyek CCUS, Pemerintahan Administrasi Biden menganggap bahwa CCUS bisa memainkan peranan penting dalam menurunkan emisi CO2 di Amerika Serikat. Sedangkan Pemerintah Britania Raya menyiapkan pendanaan mencapai £20 miliar untuk pendanaan awal pengembangan CCUS.

“Saya menyiapkan pendanaan untuk mendukung pengembangan proyek CCUS dari pantai timur ke Merseyside sampai dengan Utara Wales dan membuka jalan proyek CCUS di seluruh Britania Raya sampai dengan 2050!“ kata Menteri Keuangan Inggris Jeremy Hunt.


Potensinya di Indonesia

Bagaimana dengan Indonesia? Indonesia ternyata telah memiliki kerangka hukum dan peraturan terkait dengan CCUS pada 2023. Ini menjadikan Indonesia salah satu negara pertama di ASEAN yang memiliki kerangka hukum untuk mendukung aplikasi penerapan teknologi ramah lingkungan tersebut.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas (Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia Tutuka Ariadji mengungkapkan bahwa kerangka tersebut dibentuk untuk mendukung penurunan emisi dari industri migas dan industri lainnya. Selain itu, kerangka tersebut bisa menjadikan Indonesia sebagai CCUS Hub di kawasan Asia Tenggara.

“Indonesia tetap menjadi pendukung CCUS dan tampaknya akan menjadi pelopor penerapan CCUS di Asia Tenggara, visi luas CCUS Indonesia adalah memberikan pengurangan tingkat proyek, sekaligus membuka peluang bagi negara untuk menjadi fasilitas penyimpanan di kawasan tersebut,“ kata Tutuka.

Pada November 2023, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo melakukan groundberaking proyek Ubadari CCUS Papua di Lapangan Gas Tangguh, Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat. Proyek ini akan menjadi hub CCUS pertama di Indonesia dengan potensi penyimpanan CO2 mencapai 1,8 gigaton. Tidak hanya Ubadari CCUS Papua, Indonesia juga memiliki proyek-proyek penyimpanan CO2 lainnya dengan potensi kapasitas mencapai 4,31 gigaton CO2 yang nilainya US$ 7,97 miliar atau setara Rp 122,73 triliun.[]

Secara akumulasi, proyek tersebut bernilai US$ 7,97 miliar atau setara Rp 122,73 triliun.

Baca artikel detikfinance, "Diam-diam RI Punya 15 Proyek Penyimpanan Karbon, Nilainya Tembus Rp 122 T" selengkapnya https://finance.detik.com/energi/d-6942875/diam-diam-ri-punya-15-proyek-penyimpanan-karbon-nilainya-tembus-rp-122-t.

Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.c
Secara akumulasi, proyek tersebut bernilai US$ 7,97 miliar atau setara Rp 122,73 triliun.

Baca artikel detikfinance, "Diam-diam RI Punya 15 Proyek Penyimpanan Karbon, Nilainya Tembus Rp 122 T" selengkapnya https://finance.detik.com/energi/d-6942875/diam-diam-ri-punya-15-proyek-penyimpanan-karbon-nilainya-tembus-rp-122-t.

Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/
carbonstorage penangkapkarbon pintoe beritaaceh ccus