Wamendiktisaintek Stella Christie Apresiasi Peran ARC-USK dalam Hilirisasi Nilam Aceh
Stella Christie juga mengapresiasi komunitas lokal yang ikut mengembangkan produk nilam Aceh.
Alat Rotary Vacuum Evaporator yang berfungsi memurnikan minyak nilam I Foto: Dok. ARC Pusat Unggulan Iptek (PUIPT) Nilam Aceh Universitas Syiah Kuala
PINTOE.CO - Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek), Stella Christie, mengapresiasi peran Atsiri Research Center (ARC) Universitas Syiah Kuala (USK) dalam inovasi mengembangkan minyak atsiri nilam Aceh menjadi produk kelas dunia.
"Para peneliti adalah tulang punggung kemajuan Universitas Syiah Kuala. Tanpa mereka, sulit bagi kita untuk mencapai kemajuan signifikan," kata Stella melalui keterangan di Jakarta dikutip Kamis, 26 Desember 2024.
Stella juga mengapresiasi komunitas lokal yang ikut mengembangkan produk nilam Aceh. Menurutnya, inovasi adalah inti dari riset dan penggerak utama untuk meningkatkan nilai jual produk lokal.
"Inovasi itu adalah sesuatu yang baru, hasil dari pemikiran yang belum pernah ada sebelumnya. Jiwa peneliti adalah melahirkan pembaruan," tambahnya.
Sementara itu, Ketua ARC-USK, Syaifullah Muhammad, mengungkapkan pembentukan ARC diawali dengan permintaan pemerintah setempat untuk membantu petani nilam di Aceh.
Meskipun nilam Aceh dikenal sebagai yang terbaik di dunia, Syaifullah menilai para petani dulunya belum merasakan dampak maksimal dari komoditas ini.
"Kami menemukan 24 persoalan utama dalam industri hulu-hilir nilam Aceh. Dengan kerja keras, ARC berhasil merumuskan berbagai terobosan untuk mengatasi masalah ini, karena Aceh memasok 90 persen kebutuhan nilam dunia," ungkap Syaifullah seperti diwartakan Antara.
Dalam upaya tersebut, Syaifullah menjelaskan pihaknya melibatkan lebih dari 80 profesor, doktor, dan master. Kini, ARC-USK telah menyusun peta jalan hingga tahun 2030 untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan mengoptimalkan potensi nilam Aceh.
Hasilnya, harga nilam yang semula hanya Rp300.000 per kilogram kini melonjak menjadi Rp1.700.000 per kilogram.
Dia juga menjelaskan berbagai dampak signifikan inovasi ARC-USK seiring delapan tahun perjalanannya. ARC-USK berhasil meningkatkan nilai tambah nilam Aceh, menciptakan lapangan kerja baru, dan memperluas akses pasar.
Saifullah menyebutkan ada 17 kabupaten di Aceh telah mengembangkan budi daya nilam yang tidak hanya berdampak pada ekonomi, tetapi juga mendapat pengakuan nasional dan internasional.
"Dampak ini adalah hasil kerja keras bersama. Kami berharap pemerintah dan berbagai pihak terus memberikan dukungan agar kinerja kami semakin optimal ke depan," ucap Syaifullah.
Sebelumnya, ARC-USK bekerjasama dengan PT Focustindo Cemerlang Bogor telah meluncurkan empat produk baru skincare turunan nilam Aceh di Bekasi, Jawa Barat, Senin, 12 November 2024.
Adapun empat produk skincare tersebut, yaitu Facial Cleanser, Toner, Day Cream, dan Night Cream. Semuanya dengan brand Elgeena.
Produk tersebut juga melengkapi produk yang telah diluncurkan sebelumnya pada 2022, yaitu Serum Antiaging Elgeena yang sudah memasuki pasar.
Syaifullah mengatakan nilam Aceh telah memasuki era baru dengan pengembangan teknologi purifikasi minyak nilam hingga menghasilkan hi-grade patchouli yang dapat dihilirisasi serta diformulasikan menjadi berbagai produk turunan bernilai ekonomi tinggi.
Hilirisasi komoditas unggulan Indonesia seperti minyak nilam, kata dia, telah menciptakan ekosistem baru industri nilam Aceh dengan terwujudnya berbagai produk akhir yang bisa langsung digunakan masyarakat.
Dia menuturkan semua produk yang diluncurkan ini menggunakan komponen aktif minyak nilam yang dipurifikasi dari minyak nilam rakyat Aceh lewat pengembangan teknologi inovatif.[]
Editor: Lia Dali