Perlindungan Anak di Ruang Digital, Kak Seto: Anak Juga Punya Hak Didengar dan Berpartisipasi
Komdigi akan memanggil Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE) dan sejumlah pihak terkait untuk membahas batasan pembuatan akun anak di media sosial.

Kak Seto menyatakan anak-anak juga memiliki hak untuk didengar atau hak berpartisipasi dalam perlindungan terhadap mereka di ruang digital I Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
PINTOE.CO - Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI), Seto Mulyadi, menyatakan usia menjadi salah satu pembahasan utama para ahli dalam diskusi pembahasan Kajian Penguatan Regulasi Perlindungan Anak di Ruang Digital bersama Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) di Kantor Komdigi, Kamis kemarin.
"Memang salah satu yang menjadi bahan pertanyaan adalah pada usia berapa anak harus dikenakan aturan yang tegas, mulai usia berapa, ada yang bertumpu pada usia 13 tahun, tapi ada 15 tahun, 17, 18, dan sebagainya," ujar pemerhati anak yang akrab disapa Kak Seto, dikutip dari CNBC Indonesia pada Jumat, 7 Februari 2025.
Kak Seto menyatakan ada beberapa pihak yang mengajukan batasan usia, antara lain usia 13 tahun, 15 tahun, 17 tahun hingga 18 tahun. Hingga saat ini, belum diputuskan minimal usia berapa yang dapat dikenakan batasan.
Dalam hal ini, Kak Seto menyatakan anak-anak juga memiliki hak untuk didengar atau hak berpartisipasi, termasuk hak menentukan berapa usia yang tepat bagi mereka mendapatkan perlindungan di ruang digital.
"Intinya adalah anak juga ingin menyampaikan pendapatnya mengenai masalah perlindungan anak di dunia digital ini," ujar Kak Seto dikutip dari Antara, Jumat, 7 Februari 2025.
Selain masalah usia, bahasan yang menjadi cukup kompleks dalam pembahasan regulasi tersebut adalah bermacam sistem budaya serta adat istiadat pada anak di berbagai wilayah Indonesia.
Sementara itu, staf ahli bidang Komunikasi dan Media Massa Komdigi, Molly Prabawaty, mengatakan bahwa usia adalah salah satu hal teknis yang belum diputuskan oleh Komdigi.
"Memang ada beragam, ada yang umur 13 tahun, ada yang mengatakan 12 tahun karena sudah bisa berpikir secara rasional di atas umur tersebut. Tapi memang belum, belum kita putuskan di usia berapa sebaiknya kita memberikan batasan anak di ranah digital," ujarnya.
"Nah, nanti sebagai lanjutannya, kami dari Kementerian Komdigi akan melaksanakan FGD-FGD lanjutan yang lebih teknis sifatnya," sambungnya.
Molly mengatakan Komdigi akan memanggil Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE) untuk membahas batasan pembuatan akun anak di media sosial, termasuk Instagram dan Facebook.
"Memang nanti akan ada FGD-FGD lanjutan. Tentu kita juga akan mengundang platform-platform digital itu," ujar Molly.
Selain itu, Komdigi juga akan mendengar masukan dari pihak terkait, seperti pendidik, guru, dan suara anak-anak yang akan dilakukan dalam diskusi selanjutnya secara bertahap.[]
Editor: Lia Dali