Seluruh penghuni kampus, termasuk mahasiswa tidak mengetahui bahwa mesin cetak itu adalah mesin cetak uang palsu.

Alasan Andi Ibrahim Bisa Masukkan Mesin Cetak Uang Palsu ke Perpustakaan UIN Makassar

Personel polisi melihat kondisi alat bukti mesin cetak kasus pencetakan dan peredaran uang palsu di Mapolres Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Selasa (17/12/2024) I Foto: ANTARA FOTO/Arnas Padda

PINTOE.CO - Kapolda Sulawesi Selatan, Irjen Pol Yudhiawan Wibisono, menyebutkan alas an Kepala Perpustakaan Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Andi Ibrahim, bisa memasukkan mesin pencetak uang palsu ke dalam perpustakaan kampus.

"Alasannya ini kalau ada mahasiswa mau meminjam buku bisa fotocopy bisa dicetak. Itu alasannya. Jadi tidak curiga. Tapi dalam pelaksanaannya berbeda," kata Yudhiawan, Senin, 30 Desember 2024.

Yudhiawan menerangkan bahwa dengan jabatan sebagai kepala perpustakaan, Andi Ibrahim menggunakan kewenangannya untuk memasukkan mesin cetak uang palsu tersebut pada bulan September 2024.

Seluruh penghuni kampus, kata Yudhiawan, termasuk mahasiswa tidak mengetahui bahwa mesin cetak itu adalah mesin cetak uang palsu.

"Mereka tidak tahu, dikira mesin itu untuk menggandakan buku. Mahasiswa tahu beli buku mahal, lebih baik digandakan atau fotocopy mungkin biayanya lebih murah," jelasnya.

Sementara itu, tersangka utama berinisial ASS telah ditangkap dan resmi ditetapkan sebagai tersangka. ASS, yang merupakan pengusaha kaya asal Kota Makassar, Sulawesi Selatan, kini sedang menjalani perawatan medis karena kondisi kesehatannya menurun. 

"Tersangka utama sudah kita tahan, sekarang sakit kita pun bantarkan masih ditangani Polres Gowa. Uang palsu ini dicetak sejak tahun 2022 sampai 2024," ujar Yudhiawan.

Yudhiawan menjelaskan mesin cetak uang palsu berhasil masuk ke lingkungan kampus UIN Alauddin Makassar berkat kerja sama ASS dan Andi Ibrahim.

Sementara itu, Dirreskrimsus Polda Sulsel Kombes Pol Dedi Supriyadi menegaskan peran ASS dalam sindikat ini sangat signifikan.

"Tersangka ASS memiliki peran pemberi ide, kemudian ikut memberikan modal, membeli mesin, dan pemberi perintah untuk mencetak uang palsu," ungkap Dedi. 

Nama ASS semakin mencuat setelah penangkapan dua tersangka sebelumnya, yaitu Muhammad Syahruna (52) dan John Biliater Panjaitan (68). 

Kapolres Gowa, AKBP Reonald Simanjuntak, mengatakan hingga saat ini 19 orang telah ditangkap dan ditetapkan sebagai tersangka. 

"Sudah 19 orang ditetapkan sebagai tersangka," kata Kapolres Gowa, AKBP Reonald Simanjuntak, Minggu, 29 Desember 2024.

Reonald mengatakan pihaknya masih melakukan pengejaran terhadap dua orang pelaku yang masih buron. Pihak kepolisian terus melakukan penyelidikan untuk mengungkap lebih jauh jaringan sindikat uang palsu ini.[]
 

Editor: Lia Dali

uang palsu  mesin cetak uang palsu mapoda sulsel perpustakaan UIN Alauddin makasar UIN Alauddin makasar