Sembilan Pengungsi Rohingya di Aceh Timur Kabur dari Penampungan
Para pengungsi Rohingya tersebut melarikan secara terpisah dalam rentang waktu sepekan terakhir.

Pengungsi Rohingya di lokasi penampungan sementara di Lapangan Bola Kaki Desa Seuneubok Rawang, Kecamatan Peureulak Timur, Aceh Timur I Dok. Pemkab Aceh Timur
PINTOE.CO - Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Aceh Timur menyatakan sembilan pengungsi Rohingya kabur dari penampungan sementara di lapangan bola kaki Desa Seunebok Rawang, Kecamatan Peureulak Timur, Kabupaten Aceh Timur.
Kepala Bidang Politik Pemerintahan dan Keamanan Bakesbangpol Aceh Timur, Syamsul Bahri, mengatakan para pengungsi Rohingya tersebut melarikan secara terpisah dalam rentang waktu sepekan terakhir.
"Ada sembilan imigran etnis Rohingya melarikan diri dari penampungan sementara di lapangan bola kaki Desa Seunebok Rawang. Sembilan imigran tersebut diketahui tidak berada di penampungan saat pengecekan," kata Samsul dilansir Antara, Selasa, 10 Desember 2024.
Empat dari sembilan imigran yang melarikan diri itu mendarat di Madat pada 30 Oktober 2024. Selebihnya terdampar di Bireuem Bayeun, Aceh Timur, pada 30 November 2024.
Dia menyebutkan dengan kaburnya sembilan pengungsi itu maka saat ini tersisa 155 orang di penampungan. Dari 155 imigran tersebut, 150 orang di antaranya dewasa dan lima bayi.
Penampungan sementara itu, kata Samsul, tidak layak menampung imigran etnis Rohingya karena tempatnya terbuka sehingga mudah bagi mereka untuk melarikan diri. Selain itu, cuaca hujan juga dikhawatirkan mengganggu kesehatan, terutama bayi.
"Kami berharap lembaga PBB UNHCR yang menangani imigran etnis Rohingya tersebut segera relokasi 155 orang tersebut ke tempat yang lebih layak," kata Syamsul Bahri.
Sebelumnya, sebanyak 346 imigran etnis Rohingya mendarat di sejumlah wilayah di Kabupaten Aceh Timur pada awal Februari 2024, akhir Oktober, dan November 2024.
Dari 346 imigran etnis Rohingya yang mendarat itu, tersisa 155 orang lagi di penampungan. 10 orang dipindahkan ke Makassar, Sulawesi Selatan, dan ke penampungan di Kabupaten Pidie, sementara yang lainnya melarikan diri.[]
Editor: Lia Dali