Mendiktisaintek Satryo Soemantri Brodjonegoro: Periset Hendaknya Hasilkan Karya Ilmiah yang Berdampak
Mendiktisaintek akan mengusulkan agar riset ke depan bisa lebih luwes sehingga aturan birokasi tidak mempersulit pengembangan kualitas penelitian dan pengabdian akademia kampus.

Mendiktisaintek Satryo Soemantri Brodjonegoro (Portonews)
PINTOE.CO - Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendikti Saintek) Satryo Soemantri Brodjonegoro memaparkan program kerja kementeriannya berfokus pada pengembangan talenta sains dan teknologi, penumbuhan dan penguatan budaya ilmiah (scientific culture) penelitian dan pengembangan, dan penyelesaian permasalahan sosial dan ekonomi nasional.
”Harapannya, kampus tidak semata-mata menghasilkan publikasi atau karya ilmiah, tetapi juga hasil riset yang berdampak. Itu sebabnya, teman-teman di kampus, termasuk asosiasi ilmuwan muda, agar tidak hanya asyik dengan dunia ilmunya sendiri tanpa peduli dengan problem dihadapi masyarakat bangsa dan negara,” kata Satryo seperti dikutip dari Kompas pada Senin, 10 Desember 2024.
Ia juga mengajak ilmuwan muda agar bisa mengembangkan kedaulatan bangsa, khususnya di bidang pangan. Hal itu sangat penting, sebab, menurut dia, sebagai negara agraris, hingga saat ini Indonesia masih impor pangan.
"Sehingga kalau dilihat secara geopolitik dan strategi, saat ada perang, dan migrasi barang terutama terhenti, maka kita akan alami kesulitan,” katanya.
Mendiktisaintek akan mengusulkan agar riset ke depan bisa lebih luwes sehingga aturan birokasi tidak mempersulit pengembangan kualitas penelitian dan pengabdian akademia kampus. Misalnya, anggaran riset turun bulan Juni, tetapi pada Oktober, laporan sudah diminta. Tentu hal itu akan sangat merepotkan.
Sejalan dengan hal itu, Ketua Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) Daniel Murdiyarso menyampaikan pentingnya membangun budaya saintifik yang kredibel, berintegritas, dan jujur. Penekanannya adalah pada mentoring terstruktur, mobilisasi sumber daya strategis, serta penelitian transformasional dan berdampak menjadi kunci keberhasilan.
Selain itu, juga penting untuk mengukur dampak melalui kerangka kerja logis dan teori perubahan. Upaya ini bertujuan menghasilkan ilmuwan lokal yang relevan secara global, dengan kemampuan membangun komunikasi efektif dan melahirkan pemimpin ilmiah generasi baru.[]