Daud Beureueh: Yang tak Senang Indonesia Merdeka Adalah Kudanya Setan
Daud Beureueh mengatakan, masih ada orang Aceh yang suka dengan penjajah.
Daud Beureueh | Sumber: Teuku Alibasjah Talsya
Pada 17 Januari 1946, peringatan lima bulan kemerdekaan Indonesia dirayakan dengan meriah di Aceh. Koran-koran ikut meramaikan suasana dengan menerbitkan sejumlah artikel tentang kemerdekaan.
Salah satu koran Aceh, Semangat Merdeka, menerbitkan edisi khusus tanggal tujuh belas. Di halaman depan ditampilkan gambar bendera Merah Putih sekaligus teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Sementara di halaman berikutnya disajikan artikel yang ditulis tokoh-tokoh Aceh, salah satunya Daud Beureueh.
Dalam artikelnya, Daud Beureueh mengatakan masih ada orang Aceh yang suka dengan penjajah. Orang-orang tersebut dinilai belum merdeka batinnya karena masih “diperkuda oleh hawa nafsu”. Mereka benci Indonesia merdeka karena punya nafsu meraih kedudukan serta kekayaan dengan cara membantu kaum penjajah berkuasa lagi.
Selain itu, ciri orang yang tak gembira dengan kemerdekaan bisa dilihat dari tingkah laku kebanyakan pegawai pemerintah. Menurut Daud Beureueh, banyak pegawai di Aceh malas kerja, cuma mondar-mandir, hanya ingin enak-enakan, dan tak tertarik menggunakan tenaganya untuk memberikan sumbangsih kepada bangsa. Belum lagi ada pegawai yang bermanis muka di depan rakyat tetapi diam-diam bersekongkol dengan kaum penjajah.
Oleh karenanya, Daud Beureueh mengajak rakyat merdeka secara lahir-batin. Merdeka lahir bermakna lepas dari penjajahan. Merdeka batin berarti “tidak dikendarai iblis dan diperkuda setan”.[]