Indonesia Kirim 2 Wakil Startup AI dalam Google AI Academy APAC
Pada proyek pertama ini ada 23 startup atau perusahaan rintisan yang fokus pada pengembangan teknologi berbasis AI di Asia Pasifik.

Google for Startup resmi meluncurkan program AI Academy APAC I Foto: Google
PINTOE.CO - Dua startup asal Indonesia, Kuasar dan Paperless Hospital akan bergabung dalam program AI Academy APAC yang resmi diluncurkan oleh Google for Startup. Program ini diluncurkan untuk pertama kalinya mulai Oktober 2024.
Pada proyek pertama ini ada 23 startup atau perusahaan rintisan yang fokus pada pengembangan teknologi berbasis AI di Asia Pasifik.
Head of Google for Startups APAC Michael Kim mengaku saat bersemangat memulai program pertama ini.
"AI memiliki potensi untuk menjadi kekuatan penggerak yang luar biasa, dan istimewa melihat 23 startup ini memanfaatkan potensi AI untuk mengatasi tantangan besar," tutur Michael seperti dikutip dari Liputan6.com.
Michael menjelaskan, startup yang bisa berpartisipasi dalam program ini setidaknya perlu memenuhi sejumlah persyaratan. Syarat utama adalah startup tersebut secara legal beroperasi di Asia.
Selain itu, startup tersebut harus sudah memiliki produk berbasis AI di tingkat tertentu. Jadi, program ini bisa membantu meningkatkan kemampuan atau layanan AI yang mereka miliki.
AI sendiri, menurut Michael, memiliki potensi sangat besar sebab AI bisa membantu mengatasi problem di sektor yang kurang terlayani, seperti meningkatkan akses ke layanan keuangan dan kesehatan hingga kolaborator AI untuk pengacara.
Kim mengatakan, startup Kuasar dari Indonesia memiliki produk yang menarik. Kuasar menciptakan influencer yang dihasilkan AI untuk pasar Asia Tenggara.
"Saat ini, ada gelombang idol K-pop di seluruh dunia. Pertanyaannya, apakah ke depannya kita akan memiliki artis AI/penghibur AI?" kata Kim.
"Saya pikir, perusahaan ini sangat menarik karena mereka benar-benar menciptakan influencer AI, yang pada dasarnya adalah avatar," lanjut Kim seperti dikutip dari Kompas.com.
Startup Paperless Hospital juga ambil bagian dalam program AI Academy Google yang pertama ini. Menurut Mike, startup ini fokus pada transformasi digital dalam sektor kesehatan.
Dengan memanfaatkan AI, Paperless Hospital mengembangkan solusi yang dapat merampingkan pekerjaan administratif para tenaga medis.
Kim mengatakan, teknologi seperti asisten medis AI dan integrasi catatan kesehatan elektronik memungkinkan para profesional kesehatan untuk lebih fokus pada perawatan pasien dan meningkatkan efisiensi keseluruhan rumah sakit.
Para peserta akan mengikuti sejumlah sesi mentorship dari para ahli AI dan cloud. Tidak hanya itu, para mentor juga bisa membantu peserta membuat roadmap pengembangan AI di startup mereka.
Nantinya, para peserta juga berkesempatan mendapatkan kredit Google Cloud hingga USD 350.000, termasuk kesempatan terhubung dengan para inovator AI lainnya di seluruh wilayah Asia Pasifik.
Program ini digelar mulai Oktober hingga Desember 2024. Pesertanya berasal dari tujuh negara, yakni India, Indonesia, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Pakistan, dan Singapura.[]