Krisis Lingkungan di Aceh, Pemerhati Desak Tindakan Nyata dari Calon Kepala Daerah Terpilih
"Dulu, banyak yang menyampaikan visi-misi hebat, tapi kondisi lingkungan Aceh terus memburuk," ujarnya.
Banjir merendam pemukiman penduduk di Aceh Singkil, Minggu (13/10/2024) I Foto: ANTARA/HO-BPBD Aceh Singkil
PINTOE.CO - Pemerhati lingkungan, TM Zulfikar mengatakan bencana seperti banjir dan longsor yang kerap terjadi di Aceh, terutama wilayah tengah, selatan, dan timur Aceh membutuhkan penanganan segera.
"Kita melihat dengan jelas bahwa Aceh sedang menghadapi krisis lingkungan. Ini bukan situasi biasa, dan harus ditangani dengan langkah-langkah luar biasa," kata Zulfikar, Jumat, 18 Oktober 2024.
Menurut Zulfikar, isu lingkungan seperti ini tidak boleh hanya menjadi bagian dari visi dan misi calon kepala daerah dalam Pilkada 2024, baik itu gubernur, bupati, dan wali kota, tetapi harus diwujudkan dalam bentuk aksi nyata.
Zulfikar mengungkap kebiasaan para calon pemimpin yang seringkali memberikan janji besar tanpa realisasi nyata.
"Dulu, banyak yang menyampaikan visi-misi hebat, tapi kondisi lingkungan Aceh terus memburuk," ujarnya.
Oleh karena itu, Zulfikar meminta masyarakat untuk menuntut janji-janji yang diberikan selama kampanye dan mengawal pelaksanaannya setelah pemimpin terpilih.
Selain itu, Zulfikar mengingatkan masyarakat harus bijak dalam memilih calon pemimpin, tidak hanya berdasarkan kekuatan politik, tetapi juga kemampuan mereka dalam menepati janji.
"Masyarakat harus memastikan bahwa apa yang disampaikan dalam visi-misi dan kampanye benar-benar dijalankan. Ini juga harus sesuai dengan rencana pembangunan Aceh jangka menengah," ucapnya.
Zulfikar berharap masyarakat lebih dewasa dalam memilih dan tidak terjebak hanya pada pidato politik. Menurutnya, yang terpenting bukan hanya orasi, tetapi bagaimana mereka melaksanakan aksi setelah terpilih.
"Aceh menurut saya membutuhkan pemimpin yang siap bekerja keras untuk menyelesaikan krisis lingkungan yang semakin mengancam," pungkasnya.[]