Produk Kerajinan Manik-Manik Asal Aceh Laris Manis di Online
Di era digital saat ini, peluang untuk menghasilkan pundi-pundi rupiah ada di mana-mana. Salah satunya melalui kerajinan manik-manik ini.
Kerajian manik-manik Mumun.id | Foto: Indah Lativa|Pintoe.co
PINTOE.CO - Selepas masa pandemi Covid-2019, aksesori yang dirangkai dari manik-manik (beads) kembali menjadi tren masyarakat dunia.
Aksesori manik-manik merupakan salah satu kerajinan buatan tangan (handmade) yang dibuat dengan cara menyusun manik-manik menjadi sebuah produk kreatif yang indah. Manik-manik sendiri biasanya terbuat dari kaca, plastik, batu, logam, cangkang dan sebagainya.
Aksesori manik yang dibuat dengan desain yang sama, belum tentu hasilnya akan sama persis. Untuk itu, demi menciptakan sebuah desain yang indah dan menarik, dibutuhkan kreatifitas dan keterampilan yang tinggi.
Di era digital saat ini, peluang untuk menghasilkan pundi-pundi rupiah ada di mana-mana. Salah satunya melalui kerajinan manik-manik ini.
Dengan berkembangnya tren kerajinan tangan dari manik-manik, menunjukkan bahwa minat masyarakat terhadap produk-produk unik ikut meningkat.
Hal inipun menjadikan kerajinan aksesori manik-manik sebagai salah satu bisnis yang potensial.
Salah satu usaha khusus manik-manik yang ada di Banda Aceh, Mumu.id terus konsisten dalam menjual produk-produknya.
Usaha dirintis oleh Mulia Vidasari sejak penyebaran virus Covid-19 pada tahun 2020 lalu, dan baru resmi membuka toko dua tahun setelahnya di Simpang Tujuh, Ulee Kareng.
“Kemaren tu bikin strap masker untuk diri sendiri, terus dilihat sama orang-orang bagus yaudah buatin gitu. Akhirnya open order,” ujar Mulia.
Di Mumu.id, orang-orang dapat menemukan aksesoris yang keseluruhannya terbuat dari manik-manik dengan sedikit modifikasi.
Produk-produk tersebut di antaranya, gelang, cincin, galung, strap masker, strap kacamata, tas, dan sebagainya.
Di tempat ini juga menyediakan perintilan-perintilan yang belum jadi sehingga memudahkan para pelanggan yang ingin membuat dan mendesain produk manik-manik sendiri.
Mulia juga memanfaatkan kehadiran media digital seperti sosial media untuk mepromosikan usaha manik-maniknya itu.
Saat ini Mumu.id telah memiliki akun Instagram, Tiktikshop, dan Shopee untuk menjangkau peminat manik-manik di luar daerah Banda Aceh. Hasilnya, produk-produk Mumu.id dapat merambah untung berkali-kali lipat melalui penjualan online tersebut.
“Responnya luar biasa, fyp selalu. Ada di tiktokshop di shopee, Instagram kan online juga kan. Yang beli juga ada yang dari luar daerah, gak terbatas yang ada di Banda Aceh aja.”
Mulia mengklaim Mumu.id berbeda dengan toko manik-manik lainnya. Di Mumu.id, setiap pelanggan dapat me-request setiap desain dan warna yang diinginkan.
Toko ini juga menyediakan garansi untuk memperbaiki produknya yang rusak.
”Sebenarnya kan rame yang jualan beads. Cuma kenapa di tempat kami rame orang request, karna memang di sini tu detail orang bebas request apa aja. Kami usahakan bisa. Terus juga ada garansi-garansinya misalnya kalau rusak bisa bawa kembali bisa perbaiki gitu. Jadi nilai plusnya di situ,” jelas Mulia.
Mulia berharap kerajinan manik-manik ini dapat terus menjadi tren dan tak mati tergerus jaman. Sehingga orang-orang dapat lebih mengenal karya-karya buatan tangan dan dapat mencari untuk dari karya-karya tersebut.
“Rencana fokus beads aja. Semoga bisa berkembang nggak mati bisnisnya, terus peminat handmade juga makin banyak. Karna orang-orang sekarang kan udah lebih menghargai karya orang kan jadi untuk jualan-jualan handmade ni mudah. Cuma kita perlu pinter-pinter berkreasi jangan sampe costumer bosan,” tutup Mulia.[]
Catatan: Indah Latifa adalah wartawan magang di Pintoe.co