Ilmuwan Resmi Nyatakan Burung Pantai Ini Punah
Menurut para pegiat konservasi, kepunahan ini kemungkinan disebabkan oleh pengeringan lahan basah untuk pertanian, perburuan liar serta faktor-faktor lain, seperti perubahan iklim dan penyakit.

The slender-billed curlew (Numenius tenuirostris) dinyatakan punah oleh ilmuwan I Foto: Tamara Kulikova /Shutterstock.com
PINTOE.CO - Para ilmuwan dari Royal Society for the Protection of Birds (RSPB) dan Natural History Museum menyatakan burung slender-billed curlew (curlew berparuh ramping) telah punah.
Sebelumnya, burung dengan nama latin Numenius tenuirostris terakhir terlihat di Maroko pada Februari 1995.
Sejak saat itu hingga sekarang, para peneliti dan pihak konservasi dunia telah mencari keberadaannya dan tidak pernah ada tanda-tanda kehidupan burung pantai dari daratan Eropa, Afrika utara, dan Asia barat itu.
Slender-billed curlew adalah jenis burung pemangsa yang berasal dari famili Scolopacidae dengan ciri khusus berupa paruhnya yang panjang dan melengkung ke bawah.
Burung ini biasanya ditemukan di habitat pesisir, rawa, dan padang rumput di daerah Eropa, Afrika Utara, dan Asia Barat.
Meskipun RSPB telah menyatakan slender-billed curlew punah, tetapi International Union for Conservation of Nature (IUCN) sampai saat ini belum secara resmi mengubah statusnya dalam "Daftar Merah Spesies Terancam."
Kepala sains konservasi internasional dari RSPB, Graeme Buchanan, menjelaskan bahwa meskipun menyatakan suatu spesies punah terlalu cepat dapat mengakibatkan hilangnya upaya konservasi yang berpotensi bermanfaat, investasi jangka panjang pada spesies yang telah punah dapat membuang-buang sumber daya yang terbatas.
"Menyatakan suatu spesies punah bukanlah hal yang mudah dan IUCN yang membuat keputusan akhir tentang kepunahan untuk daftar merah spesies yang terancam punah memerlukan rincian lengkap tentang status suatu spesies sebelum melakukannya," ujar Buchanan dikutip dari Independent.
"Kini giliran IUCN untuk membuat keputusan mengenai status spesies tersebut," tambahnya.
Selama beberapa dekade, berbagai upaya konservasi telah dilakukan untuk menemukan jejak dari slender-billed curlew (curlew berparuh ramping). Namun, seluruh upaya ini gagal menemukan tanda-tanda dari keberadaan burung tersebut.
Menurut para pegiat konservasi, kepunahan ini kemungkinan disebabkan oleh pengeringan lahan basah untuk pertanian, perburuan liar serta faktor-faktor lain, seperti perubahan iklim dan penyakit.
Kurator senior yang bertanggung jawab atas burung di Natural History Museum, Dr Alex Bond, menerangkan bahwa kepunahan spesies ini akan menjadi "status quo" seiring dengan berlanjutnya perubahan iklim.
"Situasi bagi burung terus memburuk. Menangani perubahan iklim, perusakan habitat, dan polusi adalah langkah terbaik yang bisa kita lakukan untuk melindungi mereka, baik secara lokal maupun global," tutur Bond dikutip dari detikedu, Minggu, 24 November 2024.
Sementara itu, kepala kebijakan dari RSPB, Nicola Crockford, menjelaskan bahwa berita kepunahan ini dapat menjadi upaya untuk melindungi spesies burung lainnya yang terancam punah.
"Ini adalah salah satu berita paling menghancurkan yang muncul dari konservasi alam dalam satu abad terakhir," kata Crockford.
"Bagaimana kita bisa mengharapkan negara-negara di luar Eropa untuk mendukung spesies mereka sementara negara-negara kita yang relatif kaya saja telah gagal?" sesalnya.[]
Editor: Lia Dali