BMKG Deteksi Fenomena Badai Matahari di RI, Waspada Dampaknya
Lontaran massa korona (CME) dari matahari yang menghantam Bumi dengan kecepatan hampir 1,5 juta mil per jam memicu badai geomagnetik dengan tingkat G4 (parah).

Ilustrasi badai matahari (Getty Images/iStockphoto/Pitris)
PINTOE.CO - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mendeteksi fenomena badai kuat Matahari melanda wilayah Indonesia akhir pekan ini.
Ketua Tim Bidang Geofisika Potensial BMKG Syrojudin mengatakan badai kuat matahari tersebut berada pada indeks (G4). Hal itu akan berlangsung sejak hari ini hingga Minggu, 13 Oktober 2024.
Sebelumnya, Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional Amerika Serikat (NOAA) mengeluarkan peringatan terkait dampak badai matahari yang tiba di Bumi pada Kamis, 10 Oktober 2024.
Lontaran massa korona (CME) dari matahari yang menghantam Bumi dengan kecepatan hampir 1,5 juta mil per jam memicu badai geomagnetik dengan tingkat G4 (parah).
"Halo sobat BMKG. Berdasarkan informasi dari NOAA, Senin lalu (07/10/2024) terjadi ledakan matahari (Solar Flare) terbesar selama 7 tahun terakhir kemudian disusul kejadian badai magnet dengan klasifikasi badai magnetik kuat atau skala G4 kemarin (10/10)," demikian pernyataan BMKG dalam instagram resminya dikutip Sabtu, 12 Oktober 2024.
Badai magnet atau badai matahari adalah gangguan sementara akibat gelombang kejut angin matahari dan atau awan medan magnet yang berinteraksi dengan medan magnet Bumi. Peristiwa ini merupakan siklus 10-11 tahun dan wajar terjadi.
Di Indonesia, dampak besar dari fenomena jarang terjadi ini dapat mengganggu sistem telekomunikasi yang terhubung internet serta komunikasi berbasis radio selama periode badai matahari tersebut. Namun, dampaknya tidak akan sebesar wilayah tinggi, seperti daerah sekitar kutub Bumi.
"Salah satu dampak adalah adanya gangguan pada sistem komunikasi berbasis satelit dan sistem GPS," sebut BMKG.[]