Cegah Dampak Bencana, BMKG Tingkatkan Sistem Peringatan Dini Tsunami
BMKG kini bekerja sama dengan BNPB, Universitas Gadjah Mada (UGM), Badan Standardisasi Nasional (BSN), dan para ahli untuk menyusun standar internasional ISO 22328-3.
Ilustrasi
PINTOE.CO - Dua dekade tsunami Aceh, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terus mengembangkan sistem peringatan dini tsunami yang lebih canggih.
Indonesia, yang terletak di pertemuan tiga lempeng tektonik dunia, yaitu Pasifik, Indo-Australia, dan Eurasia, sangat rentan terhadap bencana seperti gempa bumi dan tsunami.
Menurut laporan World Risk Report 2023, Indonesia menjadi negara kedua dengan risiko bencana alam tertinggi.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, mengatakan sistem peringatan dini tsunami yang diterapkan sejak 2008 lalu telah membantu mengurangi risiko. Namun, peristiwa tsunami Palu pada 2018 menunjukkan sistem tersebut perlu ditingkatkan dengan teknologi terbaru.
BMKG kini bekerja sama dengan BNPB, Universitas Gadjah Mada (UGM), Badan Standardisasi Nasional (BSN), dan para ahli untuk menyusun standar internasional ISO 22328-3.
Standar itu guna membangun sistem peringatan dini berbasis masyarakat dengan lima fokus Utama.
Pertama penilaian risiko, penyebaran informasi, layanan pemantauan dan peringatan, peningkatan kemampuan respons, serta komitmen berkelanjutan dari masyarakat dan pihak berwenang.
ISO 22328-3 juga mendukung program Tsunami Ready dari UNESCO-IOC. Standar ini membantu masyarakat di daerah rawan tsunami yang lebih siap menghadapi bencana.
Dwikorita juga menekankan pentingnya peran sektor swasta, seperti bandara dan pelabuhan, dalam meningkatkan kesiapsiagaan.[]