Tiga Mahasiswa Aceh yang Dievakuasi dari Lebanon Tiba di Aceh
Pemerintah Aceh melalui Dinas Sosial memfasilitasi pemulangan mereka setelah sebelumnya dievakuasi oleh Pemerintah Indonesia dari Lebanon.
Dinas Sosial Aceh menyambut mahasiswa Aceh yang dievakuasi dari lebanon di Bandara Sultan Iskandar Muda, Aceh Besar, Minggu (13/10/2024). (ANTARA/Aprizal)
PINTOE.CO - Tiga mahasiswa asal Aceh yang sedang menempuh pendidikan di Lebanon tiba di Aceh dari Jakarta. Pemerintah Aceh melalui Dinas Sosial memfasilitasi pemulangan mereka setelah sebelumnya dievakuasi oleh Pemerintah Indonesia dari Lebanon.
Sub Koordinator Perlindungan Sosial Korban Bencana Sosial Dinas Sosial Aceh, Fajri Mursyidan mengatakan pihaknya telah memfasilitasi pemulangan ketiga mahasiswa tersebut ke daerahnya masing-masing.
"Kita sudah memulangkan (Rabu,9/10) kemarin satu orang mahasiswa asal Aceh Tenggara, dan hari ini tiba dua orang lagi dari Bener Meriah dan Aceh Barat Daya," kata Fajri di Aceh Besar seperti diberitakan Antaranews, Minggu, 13 Oktober 2024.
Para mahasiswa ini sebelumnya berhasil dievakuasi oleh pemerintah Indonesia dari Lebanon bersama warga negara Indonesia (WNI) lainnya di tengah serangan Israel ke Lebanon.
Mereka adalah Muhammad Alhafidz Luthfi asal Aceh Tenggara, Zainal Abidin asal Bener Meriah, dan Wahyu Hidayatullah asal Aceh Barat Daya.
"Untuk sementara kami belum ada informasi pada kami apakah masih ada mahasiswa kita disana (Lebanon). Kalau memang masih ada pemulangan lagi, kita siap fasilitasi," ujar Fajri.
Sementara itu, Zainal Abidin menyebut saat ini kondisi di Lebanon sudah tidak aman. Tentara Israel setiap hari menyerang daerah Lebanon, bukan hanya wilayah perbatasan, tetapi juga makin meluas ke wilayah kota, seperti Dahieh yang berdekatan dengan Beirut.
"Dan sekarang (serangan) sudah meluas dan menyebar ke daerah-daerah lainnya," kata mahasiswa Global University itu.
Oleh karenanya, lanjut Zainal, pemerintah Indonesia mengimbau seluruh WNI di Lebanon untuk segera pulang ke Tanah Air dan kembali ke Lebanon setelah kondisi benar-benar aman dan kondusif, baik untuk melanjutkan pendidikan atau bekerja.
"Alhamdulillah saya senang (bisa pulang). Karena ini juga bisa menenangkan keluarga, guru-guru, dan teman-teman. Nanti kalau kondisi sudah aman kita akan balik lagi untuk melanjutkan pendidikan," ujarnya.[]