Siapsiaga Bencana, BNPB Ajak Generasi Muda Pelajari Sejarah Tsunami 2004
"Kenangan pahit ini harus menjadi motivasi bagi kita semua untuk lebih siap menyelamatkan diri jika bencana kembali terjadi," kata Suharyanto
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto didampingi sejumlah deputi BNPB menaburkan bunga saat berziarah ke kuburan massal korban terdampak gempa dan tsunami 2004 Aceh, di Desa Ulee Lheue, Banda Aceh, Rabu (9/10/2024). (Foto: ANTARA)
PINTOE.CO - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menegaskan pentingnya mengajarkan sejarah gempa dan tsunami yang melanda Aceh dua dekade lalu kepada generasi muda.
Kepala BNPB, Suharyanto, menyatakan bahwa sejarah ini harus dipahami bukan sebagai luka, tetapi sebagai refleksi untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi bencana serupa di masa depan.
"Kenangan pahit ini harus menjadi motivasi bagi kita semua untuk lebih siap menyelamatkan diri jika bencana kembali terjadi," kata Suharyanto, Jumat, 11 Oktober 2024.
Ia menekankan bahwa bencana seperti gempa dan tsunami memiliki siklus berulang, sehingga kesiapsiagaan dan mitigasi di wilayah pesisir Aceh, yang rawan bencana, perlu terus diperkuat.
Gempa dan tsunami pada Desember 2004 dengan kekuatan 9,1 SR adalah salah satu bencana terbesar di Indonesia, menghancurkan ratusan ribu rumah dan fasilitas umum, serta menewaskan lebih dari 170 ribu jiwa.
Suharyanto juga optimistis bahwa Aceh bisa bangkit dan memajukan perekonomiannya pascabencana. Pemerintah, melalui BNPB, BMKG, dan berbagai lembaga lainnya, terus memperkuat sistem peringatan dini dan membentuk kelompok tangguh bencana di masyarakat.
"Pemulihan pascatsunami berjalan dengan baik, tapi kita tidak boleh lengah. Kesiapsiagaan harus terus ditingkatkan," tegas Suharyanto.[]