Jemaah haji akan menempuh perjalanan pulang selama sembilan jam. Oleh karenanya, penting menjaga kesehatan tubuh sebelum berangkat.

Jelang Pulang ke Tanah Air, Jemaah Haji Diminta Jaga Kesehatan

Menteri Agama Yaqut Cholil | Foto: Kemenag

PINTOE.CO - Musim Haji 2024 akan segera berakhir. Para jemaah haji Indonesia tak lama lagi akan pulang ke kampung halaman masing-masing. Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas berpesan, jemaah yang akan pulang ke Tanah Air agar menjaga kesehatan fisiknya dengan baik.

“Pesan saya kepada jemaah haji yang akan pulang, setelah fisik dan energinya sudah tersita banyak selama prosesi haji dan akan menempuh perjalanan cukup lama selama 9 jam, saya harap jemaah haji yang akan kembali ke Tanah Air agar menjaga kesehatan fisiknya dengan baik,” kata Yaqut Cholil pada Sabtu, 22 Juli 2024.

Yaqut Cholil menambahkan, penyelenggraan haji 2024 sejauh ini berjalan dengan baik dan lancar. Meskipun ada ketidaksempurnaan dan kekurangan di sana sini, tentu akan diperbaiki di tahun mendatang.

“Ini menjadi catatan, dan mudah-mudahan bisa menjadi evaluasi dan perbaikan pelaksanaan layanan haji pemerintah kepada jemaah haji jadi semakin baik,” kata Yaqut Cholil.

Hal senada juga disampaikan Kepala Bidang Kesehatan Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) dr. Indro Murwoko. Mengingat cuaca di Saudi yang sangat panas, sembari menunggu jadwal kepulangan, dr. Indro berpesan agar jemaah membatasi aktivitas di luar hotel. Apalagi, lanjutnya, jemaah dengan kondisi kesehatan risiko tinggi (risti) dan lanjut usia (lansia).

“Saran kami jemaah risti untuk membatasi aktivitas keluar jika kondisi kesehatannya memang tidak memungkinkan. Sebab kita tahu bahwa eksposur kegiatan di Armuzna (tinggi), mereka sangat lelah. Biasanya proses infeksi dan penurunan kondisi ketahanan tubuh itu fasenya sekarang,” saran dr. Indro.

Ia mengingatkan, anggapan bahwa menghabiskan sisa waktu di Tanah Suci untuk memperbanyak aktivitas tanpa mempedulikan kondisi kesehatan adalah keliru. Bahkan, hal itu justru bisa membahayakan.

“Kita sudah sampaikan kepada tenaga kesehatan di kloter agar jemaah risti bisa terus dipantau. Kalau kondisinya tidak fit dan memungkinkan terjadinya hal yang buruk dari sisi kesehatan, bisa dicegah untuk tidak beraktivitas di luar kondisi kesehatannya,” pesan dr. Indro.

Bagaimana dengan jemaah yang tidak masuk kategori risti? dr. Indro menjelaskan, dari data yang ada, tidak tertutup kemungkinan kondisi-kondisi yang ekstrem juga bisa mempengaruhi jemaah yang muda dan relatif ada penyakit sejak di Indonesia, meski tidak berat. Dia lalu mengingatkan bahaya dehidrasi terhadap penurunan kondisi kesehatan.

“Faktor dehidrasi mungkin tidak terasa, tapi kemudian ada gangguan elektrolit lalu serangan jantung,” pesan dr. Indro.

Karena itu, dr. Indro meminta jemaah non risti untuk tetap memperhatikan kondisi kesehatan dalam beraktivitas. Selain itu, mereka juga harus tetap memakai alat pelindung diri.

“Tetap bawa minum, semprotan air, penutup muka, dan segala macam. Artinya, upaya-upaya kita untuk mengurangi kondisi dehidrasi,” katanya.

“Apabila memiliki obat-obatan yang biasa diminum, agar tetap dijaga. Apabila ada kekurangan agar berkomunikasi dengan tenaga kesehatan yang ada. Minta obat. Karena stop obat juga akan bisa memunculkan kondisi kesehatan yang fatal,” ia menjelaskan.[]

haji2024 kemenag ibadahhaji yaqutcholil menteriagama