Mengapa Fadhlullah Gerindra Tereleminasi dari Bursa Cawagub Mualem?
Meskipun Fadhlullah tereliminasi dari penjaringan, bukan berarti kans untuk mendampingi Mualem tertutup. Kok bisa?
Mualem dan Fadhlullah duduk semeja di Jakarta baru-baru ini | Foto: Ist
PINTOE.CO - Nama Ketua Ketua DPD Gerindra Aceh Fadhlullah dipastikan terleminasi alias terdepak dari bursa calon wakil gubernur mendampingi Ketua Umum Partai Aceh Muzakir Manaf (Mualem) di Pilkada 2024 mendatang. Itu dipastikan setelah Partai Aceh baru-baru ini melakukan uji kelayakan (termasuk uji baca Alquran) terhadap empat nama dari delapan nama yang sebelumnya masuk dalam bursa cawagub Mualem.
Empat nama yang tersisa yakni Sekjen Partai Aceh Kamarudin Abu Bakar alias Abu Razak, Ketua Demokrat Aceh Muslim, Akademisi Mufakhir Muhammad dan Akademisi Profesor Adjunct Dr. Marniati.
Terdepaknya nama Fadhlullah dari bursa cawagub cukup mengejutkan mengingat Fadhlullah yang akrab disapa Dek Fad adalah pucuk pimpinan Gerindra di Aceh. Apalagi, sebelumnya Sekretaris Jenderal DPP Gerindra Ahmad Muzani, saat mengumumkan partainya mendukung Muzakir Manaf, berharap mantan panglima GAM itu mengambil kader Gerindra sebagai calon wakilnya.
Gerindra Aceh sendiri telah mengajukan tiga nama ke Jakarta untuk dipilih mendampingi Mualem yakni: Fadhlullah, Safaruddin, dan Sastra Winara.
Lantas, mengapa orang Gerindra tereliminasi dari bursa cawagub Mualem?
Juru bicara Partai Aceh Nurzahri mengatakan keputusan mengenai calon pendamping Mualem berada di tangan tim seleksi yang bertugas menyeleksi dan menentukannya.
"Itu sifatnya itu di tim seleksi. Coba hubungi bang Nurlis (Ketua Tim Seleksi), karena mekanisme penjaringan semua ke tim seleksi," kata Nurzahri.
Dihubungi terpisah, Ketua Tim Seleksi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Partai Aceh, Nurlis Effendi, mengatakan sosok yang akan mendampingi Muzakir Manaf alias Mualem pada Pilgub 2024 itu adalah keputusan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Aceh.
"Itu sudah masuk ke ranah politik dan saya belum punya kewenangan untuk membuat statement terkait politik Partai Aceh," kata Nurlis, Senin, 29 Juli 2024.
Nurlis mengatakan, empat nama bakal calon pendamping Mualem telah mengikuti tahapan penjaringan penyampaian visi dan misi serta uji baca Alquran.
Nurlis mengatakan, perannya hanya sebatas proses seleksi bagi calon kepala daerah baik itu calon gubernur maupun bupati dan wali kota se-Aceh yang mendaftar.
Nurlis menjelaskan, dirinya hanya bertanggung jawab untuk menyeleksi orang yang mendaftar. Apakah mereka memiliki peluang atau tidak, itu urusan partai.
"Yang pasti dari saya siapa yang mendaftar kita seleksi dan kemudian diajukan ke DPP (Partai Aceh)," ujarnya.
Nurlis menegaskan keputusan akhir ada di tangan partai.
Respon Gerindra Aceh
Dihubungi terpisah, Sekretaris Partai Gerindra Aceh, Abdurrahman Ahmad, mengatakan tereleminasinya Fadhlullah menjadi pendamping Mualem adalah mekanisme internal Partai Aceh, tidak berhubungan dengan Partai Gerindra.
"Itu masalah internal (Partai Aceh), tidak ada kaitan dengan kami," kata Abdurrahman Ahmad.
Abdurrahman menjelaskan, partainya hanya melakukan perekrutan bakal calon kepala daerah. Bahkan, hasil rekrutmen tersebut disampaikan kepada DPP Partai Gerindra yang memiliki wewenang penuh untuk memutuskan.
"Termasuk penetapan calon gubernur Aceh," ujarnya.
Abdurrahman mengatakan, partainya telah mengajukan beberapa nama bakal calon Gubernur Aceh kepada DPP Partai Gerindra yaitu, Muzakir Manaf alias Mualem, TM Nurlif. Muhammad Nazar, Muhammad Yus, dan Darni M Daud.
Dari hasil tersebut, kata Abdurrahman, DPP Gerindra telah menetapkan Mualem sebagai calon gubernur Aceh 2024 yang diusung oleh Partai Gerindra.
Mengenai wakil gubernur Aceh permintaan dari kader internal, menurut Abdurrahman keputusan sepenuhnya berada di tangan DPP Partai Gerindra.
"Kami di DPD hanya tinggal menunggu keputusan tersebut dan akan melaksanakan apa yang telah diputuskan oleh DPP Partai Gerindra," pungkasnya.
Namun begitu, sumber lain di Gerindra Aceh yang menolak namanya ditulis menyebutkan, meskipun Fadhlullah tereliminasi dari penjaringan, bukan berarti kans untuk mendampingi Mualem tertutup.
"Ini kan politik. Bisa saja pada akhirnya yang terpilih di luar dari empat nama yang muncul saat ini. Kita tunggu saja saat pendaftaran nanti," kata sumber itu.
Sebagai catatan, pada Pilkada 2017 Mualem berpasangan dengan Ketua Gerindra Aceh yang saat itu dijabat T.A. Khalid. Hasilnya, pasangan itu dikalahkan oleh duet Irwandi Yusuf (PNA) - Nova Iriansyah (Demokrat).[]
Follow Official WhatsApp Channel Pintoe.co untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.