Mendiktisaintek Satryo Soemantri Brodjonegoro Siapkan SDM & Riset Perdalam Teknologi Nuklir
Menteri Satryo juga mengatakan pihaknya telah memiliki unit kerja yang bertugas melakukan edukasi pengetahuan kepada masyarakat agar memahami pentingnya tenaga nuklir.
Dua menara pendingin di pembangkit listrik tenaga nuklir Civaux, Prancis. I Foto: AFP/GUILLAUME SOUVANT
PINTOE.CO - Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Mendiktisaintek), Satryo Soemantri Brodjonegoro, akan mempersiapkan riset dan Sumber Daya Manusia (SDM) untuk bisa menguasai teknologi nuklir. Ini merupakan upaya menuju nol emisi karbon (Net Zero Emissions/NZE) pada tahun 2060.
"Kita lihat tadi diskusi banyak sekali peluang-peluang untuk emission yang mungkin nggak tercapai kalau hanya mengandalkan energi terbarukan konvensional," kata dia dalam rapat bersama dengan Komisi XII DPR RI dan Dewan Energi Nasional di Jakarta, dikutip Selasa, 3 Desember 2024.
"Kami juga berupaya untuk memperkenalkan tenaga nuklir, sebagai salah satu alternatif untuk mencapai net zero emissions tahun 2060. Sehingga riset dan penyiapan SDM kami pun diarahkan untuk penguasaan teknologi nuklir," ujarnya.
Dia juga mengatakan persiapan riset dan SDM tersebut juga akan berfokus pada modul reaktor generasi keempat atau kelima dengan tingkat keamanan sangat tinggi, "Terutama untuk modul-modul reaktor generasi keempat dan kelima yang sangat tinggi tingkat keamanannya."
Menteri Satryo juga mengatakan pihaknya telah memiliki unit kerja yang bertugas melakukan edukasi pengetahuan kepada masyarakat agar memahami pentingnya tenaga nuklir.
"Kami juga mempunyai satu direktur jenderal terkait Dirjen Saintek yang tugasnya mengomunikasikan pengetahuan teknologi pada masyarakat, agar supaya nanti kami dalam upaya untuk menyukseskan program Dewan Energi Nasional ini, bagaimana mengedukasi masyarakat supaya paham pentingnya tenaga nuklir untuk udara bersih," ujarnya.
Akhir tahun lalu, Kementerian ESDM telah mengumumkan akan memulai operasi komersial PLTN pada 2032, lebih cepat dari target awal pada 2039.
"Pengembangan tenaga nuklir direncanakan menjadi komersial pada 2032 (dengan kapasitas 500 MW). Lalu, kapasitasnya akan ditingkatkan hingga 9 gigawatt (GW) pada 2060," ujar Direktur Jenderal Ketenagalistrikan (Dirjen Gatrik) Kementerian ESDM, Jisman P. Hutajulu, medio November 2023, mengutip Blommberg Technoz.
Untuk mewujudkan hal itu, perlu pengembangan sumber daya manusia (SDM) serta memilih skema teknologi pembersihan (clearing technology) yang di antaranya reaktor modular kecil (SMR), reaktor berpendingin gas suhu tinggi (HTGR) atau thorium.
Sementara untuk masalah keamanan, Kementerian ESDM akan membentuk organisasi nuklir nasional yang mengawasi dan mengawal pembangunan PLTN.[]
Editor: Lia Dali