Kisah Rony, Pegawai BUMN di Aceh Banting Setir Jadi Pengusaha Ayam Geprek Beromzet Rp10 Juta per Hari
Yang membedakan ayam geprek Paparons dengan merek lainnya ialah setiap hari Jumat ada 1 porsi gratis bagi yang membeli lebih dari 3 porsi.
Rony, pemilik ayam geprek Paparons | Foto: Pintoe.co/Opelia
PINTOE.CO - Seorang pemuda Aceh bernama Rony, menceritakan kisahnya banting setir dari pegawai BUMN bidang keuangan dan pembiayaan dan memilih jadi pengusaha ayam geprek yang diberi nama Paparons.
Bermodal uang Rp14 juta dan tekad kuat untuk sukses, Rony melepas pekerjaan BUMN-nya dan menggeluti usaha ayam geprek yang dibuka pada Februari 2019.
"Dulu saya bekerja di BUMN bagian keuangan, namun setelah berpikir panjang saya memutuskan untuk resign pada 2018 dan membuka usaha geprek," kata Rony kepada Pintoe.co, 25 Mei 2024.
Meskipun banyak pihak yang tidak setuju dengan keputusan Rony keluar dari BUMN, namun sang istri mendukung pilihannya.
Melihat peluang pasar yang sangat besar, Rony memilih menu berbahan dasar ayam. Selain itu, ada pula menu lain seperti nasi goreng, dan mie goreng.
Tidak langsung sukses, Rony mengaku pernah melalui beberapa perjalanan pahit.
"Walaupun awalnya pahit ya, karena memang belum ada pelanggan, dan rasanya pun masih berbeda-beda sampai kita temukan resep yang sekarang," ucap Rony.
Namun, seiring berjalannya waktu geprek Paparons semakin berkembang terutama menjadi kegemaran para mahasiswa dan kalangan masyarakat sekitar Lamgugob, Banda Aceh.
Kini omzet ayam geprek Paparons milik Rony berkembang pesat dengan penjualan mencapai Rp10 juta per hari.
Yang membedakan ayam geprek Paparons dengan merek lainnya ialah setiap hari Jumat ada 1 porsi gratis bagi yang membeli lebih dari 3 porsi.
"Beli 3 gratis 1 pada hari Jumat. Kalau karyawannya lupa bisa diingatkan" kata Rony.
Rony berharap, usaha miliknya dan usaha lain yang sedang merintis agar semakin maju dan sukses. Sebab, kata Rony, ada banyak orang-orang yang memang membutuhkan bantuan, seperti fakir miskin, anak yatim, janda, juga tempat pengajian yang butuh donatur.
"Keuntungan bukan semata-mata untuk kita tapi untuk yang membutuhkan juga, terutama di desa Lamgugob ini. Walau pun sedikit setidaknya bisa berarti bagi mereka yang membutuhkan," tutup Rony.[]