Tim Wheelchair Tennis Indonesia masih on the track dengan menjaga mendapatkan medali pada nomor tunggal putri dan ganda putra di ajang ASEAN Paragames (APG) 2022

Jaga Asa Raih Medali Emas, Tim Wheelchair Tennis Indonesia Masih On The Track

Atlet Indonesia, Daryoko/Fikkri Thoib beraksi saat pertandingan tenis kursi roda ganda putra Asean Para Games 2022 melawan atlet Malaysia, Abu Samah bin Borhan/Mohamad Yusshazwan bin Yusoff di Lapangan Tenis Manahan, Solo, Jawa Tengah INASPOC/Agoes Rudian

NEWSTALK.ID - Tim Wheelchair Tennis Indonesia masih on the track dengan menjaga mendapatkan medali pada nomor tunggal putri dan ganda putra di ajang ASEAN Paragames (APG) 2022 Solo.

Penegasan itu disampaikan Pelatih Wheelchair Tennis Indonesia, Irwan Dwi, ditemui di sela-sela menyaksaksikan pertandingan cabang wheelchair tennis, Selasa (2/8/2022), di Manahan Tennis Center Solo, Jawa Tengah.

“Kita masih menjaga peluang untuk dapat merebut medali emas di tunggal putri dan ganda putra. Sedangkan di tunggal putra, peluang pemain kita sudah tertutup karena mendapatkan serangkaian kekalahan. Namun demikian itu artinya tim wheelchair tennis Indonesia masih on the track,” kata Irwan.

Menurut Irwan, walau minim jam terbang internasional tapi para pemain wheechair tennis Indonesia mampu memberikan perlawanan kepada pemain wheelchair tennis asal Thailand dan Malaysia yang punya jam terbang internasional sangat mumpuni. Ini terlihat dengan perlawanan cukup sengit yang diperlihatkan pemain wheelchair tennis Indonesia.

“Kita harus akui faktor kurang jam terbang internasional menjadi salah satu kendala bagai para pemain wheelchair tennis kita. Ke depan kita akan mencoba untuk menekannya agar pemain wheelchair tennis Indonesia juga memiliki jam terbang internasional. Kita tengah berbicara hal tersebut dengan Kemenpora. Semoga ada jalan keluar entah kita menggelar turnamen wheelchair tennis internasional di dalam negeri atau mengirim pemain kita mengikuti pertandingan di luar negeri, agar para pemain wheelchair tennis Indonesia tidak tertinggal di segi jam terbang,” tutur Irwan.

Selain faktor kurangnya jam terbang internasional, lanjut Irwan, kendala juga ada pada peralatan kursi roda dimana mayoritas yang digunakan pemain wheelchiar tennis Indonesia sangat tertinggal dibanding yang digunakan atlet Thailand dan Singapura. “Kursi roda atlet kita mayoritas menggunakan yang nilainya tidak lebih dari Rp20 juta,” tutur Irwan. “Sangat tertinggal dengan apa yang digunakan atlet Thailand atau Malaysia yang menggunakan kursi roda seharga di atas Rp100 juta. Kursi roda ini sangat berpengaruh dengan kecepatan dan kelincahan untuk bermanuver di lapangan,” jelasnya.

Namun, sambung Irwan, meski dengan keterbatasan yang ada pemain wheelchair tennis Indonesia berjuang untuk meraih hasil terbaik di APG 2022. Semoga kepingan medali akan berhasil diraih tim wheelchair tennis Indonesia pada APG 2022.

Sumber: INASPOC

tennis wheelchair asean para games 2022