Film Kisah Nyata Berlatar Tsunami Aceh Mulai Digarap Konjen RI Afsel, Begini Ceritanya
Konjen RI Cape Town, Tudiono, menyatakan bahwa kerja sama ini menjadi bagian dari peringatan 30 tahun hubungan diplomatik kedua negara.

Foto: Konjen RI Cape Town
PINTOE.CO - Rencana pembuatan film "Kutemukan Kembali Cintaku di Afsel" mulai dibahas oleh tim gabungan dari Indonesia dan Afrika Selatan.
Konjen RI Cape Town, Tudiono, menyatakan bahwa kerja sama ini menjadi bagian dari peringatan 30 tahun hubungan diplomatik kedua negara.
Film ini mengisahkan percintaan dua mahasiswa Universitas Syiah Kuala Aceh, Faiez dan Maya, yang terlibat dalam aksi anti-KKN. Namun, tsunami yang melanda Aceh menghancurkan kehidupan mereka, membawa kesedihan dan kehilangan yang mendalam. Faiez, yang selamat, menjadi diplomat di KJRI Cape Town.
Bagaimana nasib Maya? Ini akan diungkap dalam film yang 80 persen berdasarkan kisah nyata.
Tim Indonesia terdiri dari Produser Wendra Lingga Tan, Asisten dari Production House Summerland, dan Ivan Sadik.
Sementara dari Afrika Selatan, tim melibatkan Makkie Slemong, mantan CEO Cape Town Film Studio, dan produser serta sutradara Rafique. Pembahasan dilakukan bersama Konjen RI Cape Town, Konsul Ekonomi Setyo Hargyanto, dan anggota DPR RI Wulan Sutomo Yasmin.
Diskusi berlangsung di sela pertemuan calon peserta Pasar Rakyat dan Festival Film Indonesia pada 9-11 November 2024. Makkie Slemong sangat antusias dan menyebut proyek ini sebagai "groundbreaking" karena belum pernah ada film kerjasama antar dua negara.
Makkie menekankan pentingnya dukungan anggaran yang baik, terutama untuk efek visual tsunami. Dana pembiayaan bisa berasal dari pemerintah, swasta, investor, dan sponsor. Tim Cape Town akan membantu memilih lokasi di Afrika Selatan, sementara tim Indonesia akan mengurus lokasi di Indonesia.
Production House Summerland mulai menyusun timeline dan akan mengirimkan rincian kepada tim Cape Town. KJRI Cape Town akan memfasilitasi pertemuan virtual antara Summerland dan calon sutradara bersama tim Cape Town.
Proses pembuatan film, dinamika, dan tantangan kerjasama antara dua negara diharapkan bisa dibahas dalam Talk Show saat Festival Film.[]