Untuk mengecek apakah benar Lark M2 bisa dipakai untuk berkomunikasi dengan orang lain seperti yang disebut para pendukung Mualem, Pintoe.co menghubungi langsung Shenzen Hollyland Technology.

'Kegilaan' Kubu Mualem-Dek Fadh di Panggung Debat Cagub Aceh 2024

Mikrofon The Hollyland Lark M2 yang Dipakai Bustami Hamzah (Pintoe.co)

PINTOE.CO – Di TikTok, seorang seller pakaian perempuan menulis pernyataan sarkastis: “Bodoh sekali. Orang sudah pakai teknologi AI, dia mikrofon saja tidak tau”. Ejekan itu ia tulis di kolom komentar akun @mahasiswa_biasa02 dan ditujukan kepada Muhammad Daud, anggota tim pemenangan Mualem-Dek Fadh.

Dalam video yang diunggah akun tersebut, Daud mengatakan bahwa mikrofon nirkabel (wireless) yang menempel di kerah kemeja Bustami Hamzah adalah sebuah alat komunikasi. Alat itu dituding bisa membuat Bustami Hamzah mendengar suara orang di tempat lain yang membantunya menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam debat kandidat Pilgub Aceh 2024.

“Alat itu bisa disetel untuk mendengar sehingga tinggal disampaikan jawabannya dari luar. Kami menduga alat tersebut digunakan untuk membantu menjawab pertanyaan selama debat,” ujar Daud.

Daud melontarkan pernyataan itu setelah melihat sebuah benda bundar sebesar uang koin Rp500 menempel di kerah Bustami Hamzah saat debat calon Gubernur Aceh. Bertempat di The Pade Hotel, Aceh Besar, pada Selasa malam, 19 November 2024, Bustami baru saja membacakan visi dan misinya terkait tema yang diperdebatkan. Belum ada tanya-jawab antarpasangan calon. 

Belum usai Bustami bicara, tiba-tiba sekelompok orang dari kubu Mualem-Dek Fadh berlari ke atas panggung. Di video yang beredar, terlihat Daud dan Ketua DPRA Zufadhli mondar-mandir berbicara dengan sejumlah orang. Panggung debat yang seharusnya menjadi ajang adu kecerdasan para pasangan calon, berubah menjadi ajang bersitegang urat leher. Sejumlah orang tampak berteriak-teriak. Beberapa lainnya mendekat ke arah Bustami.

Ketegangan tak terelakkan. Komisi Independen Pemilihan (KIP) Aceh selaku penyelenggara pemilu tak dapat berbuat banyak. Walhasil, KIP Aceh menghentikan debat dan memastikan tak ada lagi ulangannya. Itu artinya, gara-gara kerusuhan itu, debat cagub Aceh hanya berlangsung dua kali dari tiga kali yang ditetapkan.

Pertanyaan mendasar: benarkah tuduhan Daud bahwa Bustami memakai alat komunikasi yang bisa disetel untuk mendapat jawaban dari luar panggung debat?

Faktanya, yang digunakan Bustami Hamzah adalah mikrofon tanpa kabel yang biasa dipakai oleh konten kreator untuk merekam suara dari jarak jauh. Bustami memakai mikrofon itu untuk kepentingan dokumentasi internal agar suaranya terdengar jelas dan jernih meski kamera perekam diletakkan pada posisi yang jauh dari Bustami.

Sebelumnya, alat tersebut sudah dipakai Bustami dalam dua debat sebelumnya. Tak ada masalah. Tak ada pula yang protes. Baik dari KIP Aceh maupun dari kubu Mualem-Dek Fadh. Entah apa target akhirnya, mikrofon itu jadi masalah besar di debat terakhir. Padahal, dalam debat kandidat calon Wali Kota Banda Aceh, mikrofon serupa juga dipakai oleh calon wali kota Banda Aceh Irwan Djohan dan Illiza Saaduddin Djamal. Tak ada masalah. Tak ada yang protes dengan gaya ala-ala preman.

Mikrofon mungil itu diketahui merek The Hollyland Lark M2. Teknologi mungil ini diproduksi oleh sebuah perusahaan China, yakni Shenzen Hollyland Technology Co., Ltd.

Untuk mengecek apakah benar Lark M2 bisa dipakai untuk berkomunikasi dengan orang lain seperti yang disebut para pendukung Mualem, Pintoe.co menghubungi langsung Shenzen Hollyland Technology lewat email support.ap@hollyland.com.

Pintoe.co mengajukan pertanyaan: “Hello. Can the Lark M2 microphone be used for two-way communication like an intercom? (Bisakah mikrofon Lark M2 dipakai untuk komunikasi dua arah seperti interkom?)”.

Dua belas menit kemudian, pihak Shenzen mengirim balasan: “I am sorry to tell you that Lark M2 is just a microphone. It cannot be used to communicate with other (Mohon maaf bahwa Lark M2 hanyalah sebuah mikrofon. Tak bisa dipakai untuk berkomunikasi dengan orang lain)”.

Penjelasan resmi Shenzen Hollyland Technology itu cukup untuk membuktikan bahwa Daud dan para pendukung Mualem lainnya telah melakukan pembohongan publik. Lark M2 adalah sebuah mikrofon, bukan interkom yang bisa dipakai untuk berkomunikasi dengan orang lain.

Email balasan Shenzen Hollyland Technology untuk Pintoe.co

 

Setelah debat kandidat, Bustami Hamzah menjelaskan bahwa yang ia pakai adalah sebuah mikrofon yang mampu menghasilkan rekaman suara dengan jernih. Hal ini sesuai dengan penjelasan di situs www.hollyland.com bahwa Lark M2 merupakan teknologi yang dilengkapi dengan ENC atau Enviromental Noise Cancellation. Teknologi ini mampu menyingkirkan kebisingan di sekitar sehingga menghasilkan “rekaman suara berkualitas tinggi”.

“Hasilnya, audio Anda selalu jernih dan bebas dari suara yang tidak diinginkan,” tulis Shenzen Hollyland Technology di situs resmi produknya.

Selain itu, pendukung Mualem-Dek Fadh juga mengeklaim bahwa penggunaan perangkat teknologi dalam debat kandidat melanggar tata tertib yang telah disusun oleh KIP Aceh. Klaim ini pun jelas menyesatkan. Pasalnya, tidak ada poin dalam tata tertib yang melarang pendebat menggunakan mikrofon ketika berada di atas panggung debat.

"Clip on microphone ini hanya untuk menangkap suara sebagai bagian dari dokumentasi internal. Penggunaannya tidak melanggar aturan. KIP Aceh seharusnya mematuhi aturan yang mereka buat sendiri. Tidak ada larangan penggunaan clip on dalam tata tertib debat," protes Bustami Hamzah.

Lagian, jika pendukung Mualem-Dek Fadh keberatan Bustami Hamzah pakai mikrofon, mereka bisa menyampaikan secara baik-baik, bukan dengan membuat keributan yang menjurus kepada 'kegilaan.'

"Kalau memang ada ini (mikrofon), ambil, pindah. Ngapain harus mulai dengan kekerasan,” kata Bustami Hamzah jengkel.

Yang semakin membuat Bustami Hamzah, Syech Fadhil, dan para pendukungnya jengkel adalah pihak KIP Aceh tidak bersedia melanjutkan debat yang sempat terhenti. Debat itu dihentikan secara sepihak oleh KIP Aceh usai didesak para pendukung Mualem-Dek Fadh. Debat ulang di lain waktu juga tak akan diselenggarakan.

"Karena situasi tidak kondusif, kami memutuskan untuk menghentikan debat," kata Ketua KIP Aceh Agusni AH.

Sebelum debat diputuskan dihentikan, Ketua Tim Pemenangan Mualem-Dek Fadh sempat meminta agar Bustami Hamzah meminta maaf karena, menurutnya, telah menggunakan "alat bantu debat". Jika permintaan itu dipenuhi, debat akan dilanjutkan. 

Merasa tak memakai alat komunikasi seperti yang dituduhkan, jelas saja Bustami dan timnya menolak permintaan itu.

"Gila apa, kita disuruh minta maaf karena menggunakan alat yang mereka sendiri tidak tahu fungsinya untuk apa," kata Kautsar, Wakil Ketua Tim Relawan Pemenangan Bustami-Fadhil Rahmi.

Ketika KIP Aceh kemudian memutuskan meniadakan debat, kubu Bustami-Syech Fadhil memprotes keputusan itu. Menurut mereka, semestinya debat kandidat tetap dilanjutkan biarpun durasi siar di iNews TV telah terlewati. Debat bisa dilanjutkan tanpa disiarkan langsung oleh stasiun televisi.

"Tidak masalah kalau tidak disiarkan secara langsung, yang penting debat tetap berlangsung agar masyarakat tahu gagasan setiap kandidat," kata Hendra Budian, juri bicara tim pemenangan Bustami-Syech Fadhil. Akan tetapi, KIP Aceh dan kelompok Mualem-Dek Fadh bersikeras enggan meneruskan debat.

Tindakan KIP Aceh itu dinilai oleh Bustami Hamzah sebagai “pelanggaran pemilu” yang merugikan dia dan timnya. Ia menuding KIP Aceh telah bersekongkol dengan kubu Mualem-Dek Fadh untuk mencari-cari cara agar debat kandidat tidak berjalan lancar.

"Kami menduga ada upaya terstruktur antara KIP Aceh dan pasangan calon nomor 02 untuk membatalkan debat ini," ujar Bustami Hamzah yang kemudian menyerukan: “Kami minta agar debat ketiga digelar ulang”.

Apabila tuntutan tersebut tidak dipenuhi, Bustami Hamzah akan menuntut KIP Aceh. “Kami akan menempuh jalur hukum jika debat ulang tidak dilakukan. Ini soal demokrasi yang harus ditegakkan,” seru Bustami Hamzah.

Hal senada juga disampaikan Hendra Budian: “Kami segera akan menggugat KIP karena KIP berpihak dan berat sebelah. KIP hanya mendengarkan paslon 02, sedangkan argumen kami tidak didengar”.

Hendra Budian menilai, keberadaan mikrofon di kerah baju Bustami Hamzah hanyalah akal-akalan kubu Mualem-Dek Fadh. Ia meyakini, tujuan mereka membuat keributan karena Mualem-Dek Fadh tak punya gagasan untuk disampaikan kepada masyarakat lewat debat tersebut.

Juru bicara Bustami Hamzah-Teungku Fadhil Rahmi, Thamren Ananda, merespons pernyataan Ketua KIP Aceh yang menyebut paslon 01 tidak memedomani tata tertib debat terkait penggunaan alat elektronik berupa mikrofon penjernih suara. 

Menurut Thamren Ananda, tidak ada ketentuan larangan menggunakan alat elektronik berupa mikrofon dalam tata tertib debat paslon. Karena itu, paslon 1 telah menggunakan mikrofon untuk dokumentasi internal itu sejak debat pertama digelar. 

“Jika KIP Aceh melarangnya, semestinya itu diatur dalam Keputusan KIP Aceh terkait pedoman teknis pelaksanaan debat publik cagub Aceh yang wajib ditaati oleh setiap paslon peserta debat,” kata Thamren Ananda kepada awak media, Rabu, 20 November 2024. 

Karena itu, Thamren menyesalkan keputusan KIP Aceh yang membatalkan debat publik secara sepihak yang sesungguhnya telah menghilangkan hak calon dan hak publik untuk mendapatkan akses informasi terkait kompetensi calon yang diuji dalam kegiatan debat. 

“Pernyataan Ketua KIP Aceh telah membentuk opini publik bahwa Paslon 1 tidak patuh terhadap tata tertib debat, padahal itu sama sekali tidak ada dalam ketentuan tatib dan sama sekali tidak ada juknis debat yg diputuskan oleh KIP Aceh. Ini menunjukkan kekhawatiran bahwa Pilkada Aceh diselenggarakan oleh penyelenggara KIP yang amatiran, tidak profesional, dan ada tendensi keberpihakan,” tegas Thamren. 

Secara teknis pelaksanaannya, tambah Thamren, KIP Aceh memiliki kewenangan untuk mengatur lebih lanjut pedoman teknis dalam bentuk Juknis Debat Publik. 

Hal-hal teknis terkait apa yang dibolehkan dan apa yang dilarang diatur batasannya secara detail, selanjutnya disosialisasikan dan dikomunikasikan intens dengan paslon dan tim kampanyenya. Namun, sudah dua kali debat digelar, kata Thamren, tidak ada larangan penggunaan mikrofon tambahan. 

“Dari awal semestinya upaya mitigasi dengan membuat regulasi semacam juknis dipikirkan oleh KIP Aceh. Ini yang mungkin tidak dipertimbangkan, sebab kondisi dan potensi chaos di lapangan tidak dapat diprediksikan. Salah satu dari asas penyelenggaraan pemilihan adalah tertib, ini yang abai oleh penyelenggara,” katanya.

Bustami sendiri menyesalkan debat pilgub berujung rusuh. Padahal, ajang debat adalah bagian dari hak publik untuk menilai program-program yang diusung kedua paslon.

"Ini pesta rakyat, loh. Pesta demokrasi. Ayo kita hargai siapapun orangnya. Ayo kita bertarung, bersaing, rakyat yang menentukan. Jangan ada lagi biang kerok. Apa biang kerok itu? Intrimidasi, kekerasan. Sudahlah, kita sudah merajut damai. Yang perlu kita perjuangkan ke depan ini adalah kesejahteraan rakyat. Bukan kesejahteraan kelompok dan kepentingan mereka. Ini yang kita berharap bahwa mereka sadar. Aceh ini milik kita semua, bukan milik mereka. Nyoe tanyoe bijeh Aceh syit, koen awak nyan mantoeng bijeh Aceh (Kita bibit Aceh juga, bukan mereka saja)," kata Bustami.[]

debat kandidat pilkada aceh ricuh mikrofon bustami hamzah Shenzen Hollyland Technology The Hollyland Lark M2