Aktivis Ingatkan Prabowo Soal Bahaya Pembangunan Reaktor Nuklir di Indonesia
Prabowo diminta konsisten saja pada janji kampanye untuk mengutamakan bioenergi.
Ilustrasi reaktor nuklir | Foto: Cleantechnica.com
PINTOE.CO - Pertemuan presiden terpilih Prabowo Subianto dengan Presiden Rusia Vladimir Putih yang membahas rencana kerja sama pembangunan reaktor nuklir di Indonesia disinggung oleh Syahganda Nainggolan, aktivis sekaligus pengamat dari Sabang Meurauke Circle (SMC).
Diwartakan Media Indonesia, Syahganda Nainggolan berpendapat kerja sama pembangunan reaktor nuklir di Indonesia bukanlah prioritas penting saat ini.
Bahkan menurutnya, tantangan pembangunan energi nuklir bukanlah tergantung adanya potensi Indonesia atas uranium dan thorium yang besar, melainkan mentalitas elite di Tanah Air yang korup dan pekerja yang kurang disiplin.
"Pengelolaan suatu reaktor nuklir akan menjadi ancaman bencana besar jika tidak mampu dan tidak mempunyai kualitas kerja tinggi. Bahkan, pada urusan kilang minyak saja kita masih sering kebakaran. Bagaimana kalau terjadi kerusakan pada reaktor nuklir?" ujar Syahganda.
Ia juga mengingatkan tentang penolakan warga di Muria, Kudus, Jawa Tengah, atas rencana PLTN Muria selama ini. Karena Masyarakat takut atas kegagalan yang mematikan seperti ledakan reaktor nuklir di Chernobyl, Ukraina, maupun kebocoran PLTN Fukushima, Jepang, akibat gempa. Korban bencana Fukushima mencapai 18.500 jiwa meninggal.
"Jadi, sebaiknya Prabowo konsisten saja pada janji kampanyenya untuk mengutamakan bioenergi sebagai upaya ketahanan energi kita ke depan," pungkas Syahganda.[]